Bentuk Perhatian Undiksha, Bagikan Puluhan Sembako Ke Warga Kolok Bengkala

Buleleng Pandemi covid-19 yang belum diketahui kapan berakhir tentu membuat perekonomian masyarakat menengah kebawah semakin terpuruk. Hal itu yang memotivasi mahasiswa Undiksha untuk berbagi meringankan beban masyarakat dan juga membantu pemerintah. Aksi sosial bagi sembako dilakukan mahasiswa Undiksha yang tergabung dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Republik Mahasiswa BEM-REMA Undiksha. Menyasar masyarakat tuna wicara atau karma kolok di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Sebanyak 42 paket sembako secara langsung diberikan kepada warga di Camp Kolok Kajanan.

Kegiatan sosial tersebut juga dihadiri Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Hubungan Masyarakat Undiksha, Prof. Dr. I Wayan Suastra, M.Pd. Bantuan sembako ini langsung didanai oleh Undiksha. Disampaikan lebih lanjut, wakil rektor yang pernah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana Undiksha ini juga meminta mahasiswa untuk terus bergerak mengindetifikasi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dan selanjutnya dicarikan solusi penanganan. “Seperti yang disampaikan tadi, jadi setelah adik mahasiswa terjun ke lapangan langsung adik adik sudah bisa melihat permasalahan apa yang ada nanti apa yang ada disini bisa dikembangkan,”pungkasnya.

Ditempat yang sama, Wakil Presiden Mahasiswa Republik Mahasiswa Undiksha, I Komang Widhi Adnyana menjelaskan pelaksanaan kegiatan ini tidak lepas dari kondisi ekonomi masyarakat yang menurun akibat pandemi. Sehingga pihaknya berinisiatif untuk membantu masyarakat khususnya yang terdampak ekonomi. “Kita sebagai mahasiswa kita harus bisa terjun ke lapangan langsung untuk membuat program yang tentunya bisa membantu masyarakat secara luas,”ujarnya.

Sementara itu, Pengelola Camp Kolok Kajanan, Bengkala, I Ketut Kanta yang sekaligus mewakili warga memberikan apresiasi atas kepedulian yang ditunjukkan mahasiswa Undiksha. Menurutnya bantuan tersebut mampu meringankan beban warga yang banyak kehilangan pekerjaan akibat pandemi. “Kalau warga difabel banyak ke buruh bangunan, tapi sekarang yang kami kumpulkan hanya pembuatan tenun,”ungkapnya.(ags/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *