Buleleng, Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng harus membuat demplot untuk mengajak petani di Buleleng beralih ke pertanian organik.
Demplot organik tersebut dibuat Dinas Pertanian sebagai contoh bagaimana bertani secara organik serta hasil yang diperoleh petani jika menerapkan pertanian organik. Ada dua jenis demplot yang dibuat sejak2016 yaitu tanaman pangan dan hortikultura. Khusus pangan, beberapa daerah seperti Subak Cengana dan Muara di Desa Sambangan kecamatan Sukasada, Subak di daerah Panji kecamatan Sukasada, Desa Munduk kecamatan Banjar, dan Desa Sudaji kecamatan Sawan dengan luasan 50 hektar.
Sementara untuk Hortikultura, Petani Muda Keren desa Gobleg kecamatan Banjar telah menerapkan pertanian organik. Adapula program dari Pemerintah Pusat yaitu Desa Organik dan Kampung Buah Organik yang telah dikembangkan di kawasan desa Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa, dan Banyuseri (SCTPB), juga Pertanian Buah Naga di Desa Bukti dan Kalisada.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Made Sumiarta menjelaskan sejauh ini merubah pemikiran petani menjadi kendala untuk Buleleng berpindah ke pertanian organik. Sehingga saat DPRD Buleleng mengusulkan Ranperda tentang Sistem Pertanian Organik serta insentif yang bisa didapatkan, bisa menjadi upaya mengerakkan masyarakat untuk menerapkan pertanian organik. “Kita berikan insentif, petani tidak jadi mengalihkan lahan yang jelas dari hulu sampai hilir kita garap,”ujarnya.
Sistem pertanian organik yang digulirkan bukannya tidak beralasan, justru ini merupakan solusi atas kebijakan pemerintah pusat yang semakin mengurangi subsidi pupuk kimia untuk petani. Jika terus dibiarkan pupuk kimia bisa merusak tanah. Hasil panen juga kurang baik untuk dikonsumsi karena mengandung zat kimia. “Kalau pengurangan pupuk kimia pemerintah sudah memprogramkan, dan harganya akan di naikan nanti harga pupuk kimianya,”ungkapnya.
Untuk menggairahkan para petani dalam penerapan sistem pertanian organik juga dapat diupayakan dengan sosialisasi menggandeng Petani Muda Keren dan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S).(ags/dpa)