Dupa Ajeg Bali, Awalnya Dijual Seribuan Kini Hidupi 13 Pekerja

Sambangan, Produksi dupa ajeg bali yang bermula dari industri skala kecil kini jadi UMKM yang menghasilkan omzet tinggi yang mampu menghidupi 13 orang pekerja.

Usaha Dupa Nyoman Tiya Martini (27) dan suami Made Indra Parmadika (29) di Banjar Dinas Sambangan Desa Sambangan Kecamatan Sukasada Buleleng berbuah manis. Produksi dupa yang berdiri tahun 2018 lalu itu menghasilkan omzet kurang lebih 200juta perbulan. Tiya dan Indra mengawali usaha ini karena melihat potensi penggunaan dupa di Bali. Dari tabungan yang mereka miliki hasil dari bisnis liquid rokok elektrik, mereka membeli sebuah mesin cetak dupa bekas.

Owner Dupa Ajeg Bali Nyoman Tiya Martini mengungkapkan strategi yang dilakukan adalah dengan memasarkan brand terlebih dahulu. Kini tak hanya di Buleleng, pemasaran dupa ajeg bali bahkan merambah beberapa kabupaten/kota di Bali hingga Sulawesi. “Saya jual dupa yang seribuan yang dijual dagang canang, terus saya jual ke desa desa dan ternyata banyak peminatnya kita produksi dupa kiloan, dupa 2 jam dan masih banyak lagi,”ujarnya.

Lanjut Tiya, yang membedakan produk dupanya dengan yang lain adalah aromanya yang lebih menyerap dan penuh. Ada 11 aroma premium dan 4 wangi ekonomis yang disediakan seperti cendana, cempaka, lotus, dan saiflora. “Ada konsumen yang panatik yang harus menyerap wangi, padahal kita masih pakai produk alami, bahan bakunya kita semua dari Bali makanya namanya Ajeg Bali,”ungkapnya.

Dengan omzetnya kini usaha Dupa Ajeg Bali memiliki enam buah mesin cetak dupa dengan produksi paling sedikit 100 kilo perhari.(ags/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *