Senandung Giri: Tujuh Bulan Lagi Bersama Pas-Sutjidra edisi ke-3

Catuspata, Pada episoda lalu diceritakan bahwa jalan, pendidikan, rumah, adminduk dan DTKS serta WTP sudah mendekati sempurna.

Setelah sepuluh tahun menjabat paket Pas-Sutjidra pada awalnya mampu mengangkat Perusahaan Daerah. PD Swatantra yang awalnya mati suri dengan kemampuan manajemen, Pas menyulap perusahaan yang pada awalnya hanya berkonsetrasi pada hasil pertanian mengembangkan sayap menjadi persewaan mobil. Seluruh SKPD wajib menyewa mobil milik PD  Swatantra alhasil perushaan ini mulai menunjukkan laba yang signifikan.

PDAM sebagai perusahaan daerah yang mengelola air minum makin menunjukkan taringnya. Berbagai penghargaan tingkat nasional diraih. Laba pun tiap tahun meningkat, namun sayang ada kendala air kecrat kecrit di kawasan jalan veteran dan lingkungan Paketan yang baru bisa diatasi jelang berakhirnya kepemimpinan Pas-Sutjidra. Skala prioritas untuk menanggapi keluhan masyarakat digenjot dan astungkara tidak menjadi kenangan indah di akhir masa jabatan duet kangin kauh ini.

Lalu bagaimana dengan anak perusahaan PDAM? Sebagai pemegang saham mayoritas PDAM Buleleng memiliki anak perusahaan yeh Buleleng. Pada nasa kepemimpinan bupati Putu Bagiada perusahaan ini sangat memasyarakat. Kala itu seluruh SKPD hingga ke kelurahan dan pemerintahan desa diwajibkan menggunakan yeh Buleleng. Alhasil masa jaya diraih, karyawan mendekati sejahtera. Tak ayal ketika itu pada setiap kegiatan Yeh Buleleng hadir sebagai sponsor. Tapi saat pemerintahan duet Pas- Sutjidra Yeh Buleleng sepertinya jalan sendiri. Tak ada lagi kebijakan SKPD menggunakan yeh Buleleng. Disatu sisi persaingan usaha air kemasan makin kompetitif. Namun Yeh Buleleng masih hadir sebagai sponsor dalam setiap kegiatan. Kondisi makin memburuk selama covid melanda. Bagaimana tidak memburuk? Mare ngidih sponsor yeh buleleng. Mare meblanje yeh lenan he he he.

Lalu bagaimana dengan PD Bank Buleleng? Kondisinya juga tidak sedang baik-baik saja. Apalagi kondisi pandemi ini kerugian makin menjadi. Bertahan saja sudah bersyukur ya nggak ya nggak. Apalagi belakangan muncul kasus yang memperburuk citra perusahaan daerah ini.

Sementara PD. Pasar kian hari makin tertata dengan sistem digital. Pemasukan makin transparan terbukti dengan menggunakan teknologi pemasukan parkir di Pasar Banyuasri jauh lebih besar ketimbang saat masih manual. Hanya saja penataan pedagang yang menggunakan ruas jalan di Pasar Anyar masih merupakan PR. Sesekali jelang penilaian adipura memang tertib dan bersih. Tapi kini ah parkir hanya bertugas memungut cukai soal ada dan tidak ruas parkir terserah mereka pengguna motor he he he. Jadilan kenangan kurang elegan hingga sisa tujuh bulan kedepan. Mau menertibkan beh buin tujuh bulan dogen, baang bo , masi sing ngeranaang koreng. Kalo demikian adanya maka jangan salahkan panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari.

Apa kabar sampah Buleleng?

Si Giri bersenandung sampah masih menumpuk disana- sini. Ah benarkah? Kita ikuti pada ediai berikutnya

Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *