Senandung Giri: Saat Belang-Belang di Level 2

Catuspata, Dikisahkan negeri belang- belang kian hari semakin trepti. Banyak punggawa yang turun ke lapangan untuk memantau aktifitas rakyat negeri. Hal ini tak lain dan tak bukan untuk membangun kembali kesadaran rakyat akan ilikita yang sudah dibuat oleh dewan parodi rakyat. Betapa tidak selama si kopid merajalela seakan tak ada lagi aturan yang bisa diterapkan. Alasannya alasannya pade seduk he he he. Sungguh dilema bagi para penegak ilikita di lapangan. Didenda rakyat nggak punya uang, tak disanksi peraturan seakan basi. Jadilah mereka kerja setengah kopling he he he.

Dalam lawatannya ke pasar baru raja negeri melihat sejumlah keganjilan. Truk parkir sembarangan, ada juga kuda tunggangan yang parkir bukan pada tempatnya. Saat mendengar kata truk para punggawa pasar langsung melongo. Lho kok ada truk, truk yang mana dimaksud raja negeri? tanya seorang punggawa. Lalu raja negeri Raden Tubagus menunjuk sejumlah truk kayu yang sering dimanfaatkan untuk mengangkut meja dagangan. Mendengar penjelasan raja negeri, mantri pasar salah tingkah. Mau ketawa takut dimarahi menahan tawa terasa sesak dalam hati he he he. Sejak itulah mantri pasar langsung berkoordinasi dengan punggawa lain agar lokasi pasar baru kembali trepti. Lalu raja negeri mendapat informai bahwa para pedagang wajib buka setiap hari. Kalau tutup ya tetap bayar upeti. Lho masa sih, kok seperti kata yang sedang trend saat ini gasspul asal mundur ti he he he. Ditempat lain si Giri berbisik, tarip air minum akan disesuaikan. Ahh disesuaikan itu merupakan sebuah konsekuensi, oleh karenanya gunakan air secukupnya, cukup untuk masak, cukup untuk MCk dan cukup untuk membersihkan pekarangan.

Disatu sisi para punggawa mulai turun ke bawah menjemput rakyat yang nggak mau divaksin. Ahh dulu saat vaksin terbatas tak sedikit yang mencibir kerajaan nggak tuntas, kini saat vaksin udah meliah ehh kok malah rakyat maunya dijemput ajah…

Disatu sisi pasukan keamanan istana mulai bersikap tegas.Seluruh ilikita yang terkait dengan ketertiban umum akan seger ditegakkan. Hal ini tak lepas dari sabda raja negeri untuk menegakkan disiplin dalam kondisi apapaun. Tidak ada lagi kepura puraan seperti pura pura bersih, pura- pura taat dan yang lainnya. Protokol kesehatan sebagai cara efektif mencegah di kopid harus terus ditegakkan. Tak ada kata toleransi lagi jika rakyat ingin segera hidup normal. Dalam sebuah kesempatan raja negeri bersabda” Wahai rakyat negeri tak ada kata terlambat untuk berbenah, mari kita disiplinkan diri. Tak ada lagi kata toleransi bagi mereka yang melanggar protokol kesehatan karena satu orang pelanggar bisa mmebawa virus bagi jutaan orang. Mari kita taati protokol kesehatan justru disaat krisis seperti saat ini agar tidak ada lagi beban tambahan dalam menghadapi kehidupan. Kita harus optimis menyongsong masa depan dengan era baru,’ sabda raja negeri diapllaus oleh rakyat yang selama ini merasakan ilikita mulai ditinggalkan.

Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *