Catuspata, Pemilihan Perbekel serentak di kabupaten Buleleng telah berlangsung pada 40 desa di 8 kecamatan. Kegiatan ini dilaksanakan saat Buleleng memasuki level 2. Protokol keehatan dilaksanakan dengan sangat ketat. Tampak seluruh warga yang menggunakan hak pilih memanfaatkan masker. Disamping itu pada setiap Tempat pemungutan Suara TPS terdapat tempat cuci tangan serta handsanitizer. Hanya satu yang agak sulit dikendalikan adalah kerumuman atau menjaga jarak. Walau sudah berkali kali diingatkan namun kondisi ini tetap terjadi. Maklum saja usai memilih, para tim sukses ngobrol sambil rokoan menunggu hasil pemungutan suara. Tak heran jika kondisi ini mendapat sorotan dari sejumlah warga masyarakat. Kalau mereka kok boleh, kalau kami gelar upacara agama kok dilarang. Sesungguhnya bukan masalah boleh dan tidaknya, tapi bagaimana kesadaran masyarakat untuk mematuhi protocol keehatan dimaksud. Siapa sih yang berani menjamin kalau setelah level 2 Buleleng akan menuju level 1 atau bebas covid? Pilkel ini adlaah ujian bagi Buleleng. Lho kok ujian sih? Ya karena jika pasca pilkel serentak ini terjadi peningkatan kasus terkonfirmasi positif maka tidak menutup kemungkinan Buleleng akan kembali naik ke level 3. Nah jika ini terjadi maka sejumlah hari raya yang akan datang seperti Sugihan bali, Sugihan jawa, Galungan dan Kuningan akan menjadi sorotan bagi para penegak aturan prokes ya nggak ya nggak. Pastilah para kelian adat akan ditekan untuk mengurangi kerumuman, menjaga jarak dan lain sebagainya. Pokoknya penerapan prokes ketat deh. Untuk dimaklumi bukan sembahyangnya dilarang bro, tapi bagaimaa penerapan prokesnya. Hal ini penting ditegaskan mengingat tidak sedikit masyarakat yang belum paham dan menyebar hoak bahwa sembahyang dilarang.
Nah disinilah sesungguhnya dibutuhkan kesadaran semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga diri dan keluarga agar tidak terkontaminasi covid 19. Apalagi Pemkab Buleeng sudah menutup semua tempat isolasi terpusat sebagaimana yang pernah diterapkan saat kasus Buleleng cukup tinggi.Jadi mereka yang terkontaminasi positif covid 19 akan dirawat di desa/kelurahan masing-masing. Tidak ada lagi fasilitas seperti dulu. Oleh karenanya mari kita jaga diri, jaga keluarga dan tetap terjaga agar tidak terkontaminasi covid-19.
Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)