Buleleng, Desa Adat Buleleng memilih tidak menggelar ogoh-ogoh mengingat pada saat bersamaam bertepatan dengan Piodalan di Pura Dalem Desa Adat Buleleng. Desa adat bersepakat menggelar lomba ogoh-ogoh tahun 2025 mendatang.
Desa Adat Buleleng memutuskan untuk tidak menggelar tradisi ogoh-ogoh pada perayaan hari raya Nyepi 1946 caka. Keputusan ini didasarkan pada paruman yang diselenggarakan pada 19 januari 2024 di wantilan Sekretariat Desa Adat Buleleng. Sebagaimana diketahui dalam awig-awig desa adat Buleleng no 1 tahun 2013 revisi ke-4, mengatur kewenangan untuk mengambil keputusan berdasarkan paruman.
Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna mengatakan desa adat Buleleng sepakat tidak melaksanakan ogoh-ogoh dengan berbagai pertimbangan. Salah satunya adalah pelaksanaan Pujawali di Pura Dalem Desa Adat Buleleng yang bersamaan dengan hari pengerupukan. Walau ogoh-ogoh tidak akan dilaksanakan pada tahun 2024, desa akan mengadakan Lomba Ogoh-Ogoh pada tahun 2025 dengan memberikan dana stimulan sebesar 5 juta rupiah untuk setiap banjar adat yang berpartisipasi.
“Pada tahun 2025 kami bantu para yowana dengan dana stimulant sebesar 5juta rupiah setiap banjar adat. Dengan demikian, keputusan ini diharapkan dapat mendorong kreativitas masyarakat setempat dalam menyelenggarakan tradisi budaya yang berharga.”imbuhnya.
Kelian desa adat Buleleng Nyoman Sutrisna menambahkan keputusan tersebut diambil setelah mempertimbangkan masukan dari yowana, kelian banjar adat, koordinator pecalang, Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Kerta Desa. Dalam rapat, ada tiga alternative yang dipertimbangkan, yaitu hanya melaksanakan ogoh-ogoh oleh Banjar Adat Delod Sema, tidak melaksanakan ogoh-ogoh di semua banajr adat, atau diijinkan dengan tanggung jawab dan pengamanan masing-masing banjar adat.
“Dengan mempertimbangkan kebersamaan, kesetaraan dengan yadnya, serta kondisi politik dan ekonomi tahun ini, kami memutuskan untuk tidak melaksanakan ogoh-ogoh di tahun 2024,” ujar Nyoman Sutrisna.
Menanggapi keputusan tersebut, Wakil kelian Yowana Satya Swadharma Banjar Peguyangan, Ngurah Gede Arya Kusuma Wardana, menyatakan kekecewaannya. Meski begitu, ia menegaskan bahwa pihaknya akan tetap menghormati keputusan prajuru desa kelian adat.
“Tentu kami kecewa, tapi kita harus hormat dengan keputusan prajuru desa kelian adat. Kami akan tetap berpartisipasi dalam lomba pada tahun depan,” kata Ngurah Gede Arya Kusuma Wardana.
Rencananya, Lomba Ogoh-Ogoh tahun depan akan melibatkan 14 banjar adat di Desa Adat Buleleng, dengan harapan dapat memperkaya dan memperkuat kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. (dnu)