Debut Tim Nas, Adi Asih Sumbangkan Medali

Badung, Dua spiderwomen tunjukan kemampuan, Kadek Adiasih  Persembahkan Medali Perunggu di Ajang IFSC Climbing World Cup 2025.

Terik matahari di Peninsula, Nusa Dua, tak menyurutkan semangat dua “spiderwomen” asal Buleleng untuk tampil memukau dalam ajang bergengsi IFSC Climbing World Cup 2025, Sabtu (3/5). Desak Made Rita Kusuma Dewi dan Kadek Adi Asih bergantian unjuk kemampuan di hadapan penonton, namun sorotan utama tertuju pada debut mengesankan Kadek Adi Asih bersama Tim Nasional Indonesia.

Kadek Adi Asih, atlet muda berusia 18 tahun asal Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng, sukses mempersembahkan medali perunggu bagi Indonesia. Dalam kejuaraan dunia yang pertama kali diikutinya, Adi Asih mengungguli atlet Korea Selatan, Jeong Ji Min, di babak semifinal perebutan tempat ketiga. Dengan catatan waktu impresif 7,27 detik, Adi Asih meninggalkan lawannya yang tertinggal jauh di angka 9,00 detik.

Usai meraih medali perunggu Kadek Adi asih mengaku akan fokus mengikuti pelatnas, terkait target kedepan gadis asal gigit itu ingin mengikuti olimpiade los angles 2028 mendatang.

“Setelah ini saya akan fokus ke pelatnas, kalo target saya ingin mengwakili Indonesia di olimpiade,”ujarnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI), Yenny Wahid, mengapresiasi perjuangan para atlet, khususnya Adi Asih yang dinilai mampu menjawab kepercayaan sebagai debutan timnas dengan hasil membanggakan.

“Panjat tebing adalah olahraga elit yang menuntut bukan hanya skill, tetapi juga mental. Kadek membuktikan bahwa ia memiliki keduanya,” kata Yenny.

Dukungan serupa datang dari Ketua FPTI Bali, Putu Yudi Atmika. Ia berharap prestasi Adi Asih menjadi pemicu lahirnya lebih banyak atlet muda Bali yang mampu menembus kejuaraan dunia. “Kami ingin anak-anak Bali bisa menjadi juara dunia di usia 15–16 tahun seperti atlet Jepang. Kalau Bali kembali jadi tuan rumah, target kami bisa kirim 4–5 atlet ke ajang dunia,” ungkapnya.

Ketua KONI Buleleng, Ketut Wiratmaja, pun menyambut penuh bangga prestasi Adi Asih. Menurutnya, pencapaian ini membuktikan kualitas pembinaan atlet yang dilakukan FPTI Bali. “Ini bukti bahwa slogan kami ‘Small is Gold’ bukan hanya kata-kata. Dua atlet dikirim, satu bawa pulang medali,” ujarnya.

Sementara itu, rasa haru menyelimuti keluarga Adi Asih. Ibunda Kadek, Luh Putu Sutarjani, tak mampu menahan emosi saat menyaksikan langsung anak keduanya naik podium. Bahkan ia sempat diperiksa tim medis karena tekanan darah naik akibat perasaan bangga dan terharu.

“Saya tidak bisa berkata-kata. Sebagai orangtua, kami bangga dan gemetar melihat Kadek raih medali. Ini luar biasa,” tutur Sutarjani dengan mata berkaca-kaca.

Dengan medali perunggu di tangan dan semangat yang membara, Kadek Adi Asih resmi membuka lembaran baru dalam sejarah panjat tebing Indonesia sebuah awal yang menjanjikan untuk masa depan yang lebih tinggi. (dnu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *