Budaya

Buleleng, Seni budaya khas Buleleng kembali menunjukkan pesonanya lewat pementasan Janger Kolok, sebuah bentuk tarian pergaulan yang dilakoni oleh para penyandang disabilitas tuna rungu dan tuna wicara (kolok) dari Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan. Keunikan dan nilai inklusif dari kesenian ini telah diakui secara nasional sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) oleh Kementerian Kebudayaan RI. Tarian yang dibawakan oleh sepuluh penari ini mengangkat kisah Arjuna Wiwaha, dikemas dalam gerak tari dan bahasa isyarat, serta diiringi alat musik tradisional seperti kendang dan ceng-ceng. Penampilan Janger Kolok kerap mewarnai berbagai event besar baik tingkat lokal maupun nasional. Saat dikonfirmasi pada Kamis (10/4), Koordinator sekeha Janger Kolok, I Kadek Sriparjana,  menjelaskan bahw...

Buleleng, Sebanyak 90 Orang Mengikuti Metatah Massal Yang Digelar Oleh Banjar Adat Banjar Bali Desa Adat Buleleng. Setelah penantian hampir satu setengah tahun, Banjar Adat Banjar Bali akhirnya menggelar upacara metatah massal yang berlangsung khidmat di Balai Banjar Banjar Adat Banjar Bali, Minggu (6/4). Sebanyak 90 peserta mengikuti upacara yang merupakan bagian penting dari tahapan manusa yadnya dalam tradisi Hindu Bali tersebut. kepada Reporter Radio Nuansa Giri FM, Kelian Banjar Adat Banjar Bali, Jro Mangku Ketut Someyasa, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan realisasi dari janji awal kepemimpinannya. Kesempatan itu datang seiring kerja sama dengan Yayasan Merak Kendi Bali yang sebulan sebelumnya menyatakan kesiapannya mendukung kegiatan sosial keagamaan di wilayah Banjar Ba...

Buleleng - Bertepatan dengan Tilem Kesanga, masyarakat Hindu dihadapkan dengan pecaruan serangkaian hari suci Nyepi. Sejak pukul 07.00 wita, prosesi upacara tawur kesanga diawali dengan prosesi pecaruan di catuspata alit tepatnya di simpang empat Pura Desa adat Buleleng. usai melakukan pecaruan, Tri Datu Desa adat Buleleng berbaris beriringan membawa tirta menuju Catuspata Desa adat Buleleng (28/03). Upacara tawur kesanga dipuput oleh Tri Sadhaka yakni Ida Sri Bhagawan Rama Sogata dari Griya Dalem Cili, Ularan, Sukasada, Ida Bhujangga Rsi Waisnawa Kemenuh dari Griya Taman Wangining Desa Temukus, Ida Pedanda Duangga Purdasa Kemenuh dari Griya Weda Purana, Ida Pandita Mpu Ratangkara Bayu Segara Gni Andan Wijaya Natha dari Griya Taman Aswameda Ashrama Penarukan, Serta Ida Rsi Agung Dwija B...

Singaraja, Berusia ratusan tahun, Gong Duwe Pura Segara Desa Adat Buleleng akhirnya Direparasi. Gong Duwe Pura Segara Desa Adat Buleleng yang telah berusia ratusan tahun akhirnya kembali diperbaiki. Reparasi ini dilakukan dengan penuh kehati-hatian serta diiringi berbagai upacara adat yang berlangsung pada jumat (28/02). Perbaikan terakhir dilakukan pada tahun 1970-an, sehingga pembaharuan kali ini menjadi momen penting bagi masyarakat adat setempat. Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna, mengungkapkan bahwa proses reparasi melibatkan prajuru desa serta sepuluh krama pengemong Pura Segara. "Hari ini kita bersama prajuru dan 10 krama pengemong Pura Segara mendak Gong Duwe Pura Segara untuk diperbaiki. Bagian yang rusak akan diganti agar gong ini tetap bisa digunakan dalam setiap...

Singaraja, Paiketan Penyuluh Bahasa Bali Desa Adat Buleleng menggali minat anak-anak dalam berbahasa bali melalui lomba Gending Rare dan Ngewacen Bahasa Bali. Paiketan Penyuluh Bahasa Bali Desa Adat Buleleng terus menggali minat anak-anak dalam berbahasa Bali, salah satunya melalui ajang lomba Gending Rare dan Ngewacen Bahasa Bali. Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Bulan Bahasa Bali ke-VII berlangsung pada Jumat, 7 Februari 2025. Sejak pukul 09.00 WITA, para peserta telah berkumpul di Wantilan Sekretariat Desa Adat Buleleng untuk mengikuti perlombaan. Acara ini menjadi momentum penting dalam pelestarian bahasa dan budaya Bali di kalangan generasi muda. Di wantilan terdengar suara anak-anak yang bernyanyi Gending Rare dengan penuh ekspresi, sehingga para penonton pun...

Singaraja, Tingkatkan kreativitas yowana, Desa Adat Buleleng Gelar Pengerupukan Festival 2025. Dalam rangka merayakan Hari Suci Nyepi Tahun 2025/1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pengerupukan Festival 2025. Festival ini juga menjadi bentuk realisasi janji kepada para yowana di desa adat Buleleng, setelah pada Nyepi tahun 2024, pengarakan ogoh-ogoh terpaksa dibatalkan. Ditemui pada 18 Januari 2025, Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna, menjelaskan bahwa festival ogoh-ogoh tahun ini adalah jawaban bagi para yowana, dengan menunjukkan dukungan penuh terhadap kreativitas kalangan muda di desa adat. Ia mengungkapkan, pada tahun 2024, pihaknya memutuskan untuk tidak mengadakan pengarakan ogoh-ogoh, karena berbenturan dengan piodalan dan pesta demokrasi. Pihak desa tidak ingin kre...