Canangkan Trensetter University, Undiksha Harus Hadapi Disrupsi dan Hiper Kompetisi

Banjar Tegal, Universitas Pendidikan Ganesha, Undiksha terus berjuang untuk meningkatkan status dan menunjukkan prestasi yang terbaik di kancah nasional dan internasional. Selain program kerja, Undiksha juga terus berfokus dalam pemenuhan sarana prasarana. Seiring dengan lahirnya Fakultas Kedokteran, Undiksha tengah membangun Laboratorium Kesehatan Terintegrasi hibah dari pemerintah pusat melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Mengawal rencana menjadi Trendsetter University, Undiksha mengundang Stafsus Presiden Republik Indonesia Bidang Komunikasi Dr. Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana untuk memberikan wawasan serta masukan.

Stafsus Presiden Republik Indonesia Bidang Komunikasi Dr. Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana mengatakan reputasi Buleleng sebagai kota pendidikan harus tetap dijaga. Sebab kota pendidikan identik dengan kreasi dan inovasi. Stafsus millenial asal Ubud, Gianyar ini menyebut tantangan yang dihadapi adalah adanya mismatch antara pendidikan dan kebutuhan di dunia kerja, era disrupsi teknologi, dan hiper kompetisi. “Trasetter itu tidak semata mata persoalan gaya tapi dari sisi pemikiran dan kontribusi kita terhadap masyarakat karena sekarang di era milenial harus mengedepankan kreativitas,”ujarnya.

Menurut Stafsus Ari Dwipayana, Undiksha sudah bekerja dengan baik hingga mencapai posisinya saat ini. Yang terpenting, adalah bagaimana seluruh warga Undiksha mewujudkan visi yang dijunjung Universitas dengan harmonisasi. “Kedepan harus bisa mewujudkan nilai Tri Hita Karana muncul dalam perkuliahan, di dalam pemikiran dan gagasan publiknya,”ungkapnya.

Yang penting dilakukan Universitas adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan talentanya.

Menjawab tantangan yang ada Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M. Pd mengatakan menjadi Trendsetter University menurutnya sudah bisa terwujud karena beberapa perguruan tinggi sudah mengajukan untuk melakukan studi komparasi di Undiksha. Tak hanya lembaga, mahasiswa dari perguruan tinggi lain juga pernah berkolaborasi dengan mahasiswa Undiksha. Tak hanya Undiksha, seluruh lini kehidupan memang tidak bisa abai terhadap dirupsi teknologi, oleh karena itu, upaya 6C sudah dilakukan. “Bagaimana kita bisa mengatasi dengan cara 4c minimal kalau bisa 6C, dan kita harus terus tingkatkan krativitas dan inovasi kita dan kita tidak bisa mengatasi sesuatu dengan sendiri harus berkomunikasi dengan hati yang tulus,”pungkasnya.

Sejak 2015 Undiksha berbenah dalam sistem tata kelola kelembagaan. Tahun tersebut dijadikan momentum membentuk kebersamaan untuk mengejar ketertinggalan. Ditahun berikutnya dicanangkan sebagai tahun akreditasi. Dimana saat itu masih ada 52 persen prodi yang baru terakreditasi C. Program akreditasi terus dikebut sehingga tahun 2019 Undiksha mengantongi akreditasi A. Tak hanya itu dari 22 prodi terakreditasi A, Undiksha telah mengusulkan 21 prodi untuk mendapat akreditasi Internasional. Pada tahun 2017 Undiksha mencanangkan tahun publikasi, hingga saat ini seluruh dosen sudah memiliki artikel yang di publikasikan baik nasional dan internasional. Berlanjut ke 2018, Undiksha melakukan pembenahan terhadap pengelolaan komunikasi dan informasi, seluruh informasi dikelola pada pusat komunikasi (puskom). Memasuki tahun internationalization at home di 2019, Undiksha telah merancang sederet program penerimaan mahasiswa luar negeri untuk kuliah, namun karena pandemi beberapa mahasiswa dari luar negeri yang sudah terdaftar batal mengikuti perkuliahan. Program internationalization at home masih berlanjut, dan akan dibuka kembali pada 2022 mendatang.(ags/dpa)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *