Antara Tahun Baru dan Ngaben Massal

 Malam pergantian tahun sangatlah ditunggu-tunggu oleh seluruh kalangan masyarakat. Bagaimana tidak, malam tersebut identik dengan pesta rakyat yang kerap digelar oleh pemerintah maupun pesta kembang api. Biasanya masyarakat Buleleng akan memenuhi taman kota Singaraja, maupun pantai ex pelabuhan Buleleng untuk bermain kembang api atau hanya sekedar berkumpul dengan keluarga.

Namun tampak berbeda dengan krama di Desa adat Buleleng. Pada malam pergantian tahun 2023/2024 ini, Desa adat Buleleng tidak menggelar pesta rakyat atau peseta kembang api, melainkan melaksanakan upacara agama yakni ngaben massal. Ngaben dalam ajaran agama hindu merupakan upacara pembakaran jenazah yang dilaksanakan untuk mengembalikan roh leluhur ke tempat asalnya. Dimana Ngaben Massal merupakan upacara pengabenan secara bersamaan yang terdiri dari banyaknya jumlah sawa atau secara massal yang mengikuti prosesi upacara pengabenan.

Ditemui disela-sela kegiatan ngaben (31/12), Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna menjelaskan ngaben massal di desa adat Buleleng dilakukan setiap lima tahun sekali, sebelumnya pada 2019 sudah dilakukan, pada tahun ini pihaknya kembali melaksanakan upacara tersebut.

“Sebelumnya kita sudah menggelar ngaben massal pada lima tahun lalu tepatnya tahun 2019 yang diikuti oleh tiga ratusan sawa, tahun ini kita menggelar kembali guna meringankan beban krama”ujarnya.

Ditanya terkait kenapa memilih tanggal 31 desember, dalam pemilihan tanggal tersebut pihaknya sudah melakukan sesuai dengan ayuning dewasa. Dimana Sebagian besar umat Hindu di Bali masih menjadikan ayuning dewasa sebagai pedoman kehidupan sehari-hari. Perhitungan ayuning dewasa ini pun menjadi bagian penting dalam setiap kegiatan adat dan ritual di masyarakat.

“Pemilihan tanggal tentu tidak sembarangan, kita melihat hari baik melalui pola Dewasa ayu yang sudah menjadi pedoman umat Hindu di Bali. Jadi tidak sembarangan memilih hari untuk upacara agama. Selain itu kita juga memberikan hiburan kepada krama seperti joged dan sesolahan calonarang yang akan ditampilakan pada 1 Januari 2024”imbuhnya

Sementara itu Ketua Panitia Ngaben Massal Ida Bhawati Gede Suanda mengatakan, dalam ngaben massal desa adat Buleleng ini diikuti oleh 118 peserta ngaben, selain itu juga ada 120 orang peserta ngerapuh (upacara ngaben untuk bayi yang meninggal dalam kandungan), 40 peserta nyekah, dan 8 atma papa (temuan mayat atau tulang belulang tanpa identitas) yang diikutkan oleh Dinas Sosial Kabupaten Buleleng dalam program pengabenan massal yang diselenggarakan oleh Desa adat Buleleng.

“Kendati peserta ngaben cukup banyak, namun atas gotong royong dan kerja sama antara panitia dan krama semua dapat berjalan sesuai harapan kita bersama”ungkapnya. (dnu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *