Ngaben Massal DiWarnai Lomba Medeeng

 Buleleng, Puluhan pasangan muda-mudi ikut serta mewarnai pedeengan pada prosesi medeeng Ngaben Massal Desa adat Buleleng.

Rangkaian upacara ngaben meskipun telah disederhanakan, namun masih terasa suasana kemewahannya. Salah satu rangkaian dari prosesi ngaben yakni medeeng. Para deeng, dalam hal ini kawula muda, terutama yang belum menikah, mereka berpakaian busana adat (payas agung) khas buleleng serta hiasan mewah dengan nuansa emas. Mereka adalah simbolisasi para apsara dan apsari yang gagah dan cantik yang mengantar keberangkatan leluhur menuju nirwana.

Pada ngaben massal tahun ini, prosesi medeeng di Desa adat Buleleng dilombakan. Tentu suasana semakin meriah karena para deeng dari masing-masing banjar adat saling beradu tampilan. Tampak barisan deeng memenuhi jalan protokol Kota Singaraja dengan rute Jalan Gajah Mada, Jalan Veteran, Tugu Singa Ambara Raja dan kembali ke Setra Buleleng (30/12).

Disela-sela kegiatan Kelian Desa adat Buleleng Nyoman Sutrisna menjelaskan tujuan dari pedeeangan yang lombakan adalah memberikan pemahaman kepada muda-mudi didesa adat Buleleng tentang aturan pedeengan yang benar.

“Kami sangat bergembira dan bangga, pedeengan ala Buleleng dapat tampil dan lestari. Sehabis pedeengan, peserta tertib menunggu intruksi dari panitia untuk mengikuti prosesi banten prastista dan pembersihan. Kami berkeinginan memberikan imbalan kepada audiens atau peserta yang mengikuti pedeengan, namun tujuan utamanya adalah agar muda mudi ini dapat mengerti dan tau aturan pedeengan yang benar” ujarnya

Awalnya panitia ngaben massal hanya menyiapkan 30 nomor peserta pedeeangan, namun antusiasme peserta medeeng sangatlah tinggi, sehingga pada saat pedeengan berlangsung yang mendaftar mencapai 50 pasang muda mudi.

“Panitia menyediakan nomor 30 peseta, namun saat pedeengan mulai yang teraftar mencapai 50 pasangan muda-mudi. Tentu dalam hal ini kami sangatlah senang karena muda-mudi kami sangat antusias untuk berpartisipasi. Saya menghimbau kepada kelian banjar adat, agar pedeengan ini terus di lestarikan” imbuhnya.

Dalam lomba medeeng tersebut, ada empat kriteria pokok yang ditetapkan oleh dewan juri yang berasal dari Penyuluh Bahasa Bali dan Agama Desa adat Buleleng tersebut. Kriteria itu adalah Keindahan, Keserasian, Kenyamanan, dan Kekompakan dari para peserta pada saat medeeng.

Adapun juara dalam Lomba medeeng serangkaian Ngaben massal Desa adat Buleleng yakni Juara I  no dada 1 dari Br Paketan, Juara 2 nomor dada 3, Juara 3 nomor dada 2,  Juara harapan 1 no dada 10, juara harapan 2 no dada 34 , dan juara harapan 3 nomor dada 6. (dnu)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *