Buleleng, Tirta Ratu Hyang Pingit di desa Bulian Kecamatan Kubutambahan bersama sejumlah tirta dari beerapa pura di Bali segera dipercikkan
Perjalanan spiritual berupa memohon tirta dari sejumlah pura di Bali kembali dilaksanakan. Kali ini dilakukan sesuai petunjuk dari tetua desa di desa Bulian. Perjalanan spiritual memohon tirta diawali dari Pura Hyang Pingit di desa Bulian dilanjutkan pada sejumlah pura di desa Kubutambahan, Bungkulan, Sangsit, Banyuning, Pura desa Buleleng, Pura Gede Pemayun Banjar Tegal serta Pura Labuhan Aji di desa Temukus. Seperti disampaikan penekun spiritual asal desa Bulian Jro Gede Suardana didampingi Jro Mangku Pura Pingit Made Pawitra di Pura desa adat Buleleng Sabtu (21/08). Dijelaskan bahwa perjalanan suci memohon sejumlah tirta ini akan dipercikkan pada empat pintu masuk bali pada masa kerajaan dulu meliputi pelabuhan Amed Karang Asem, Blanjong Sanur di Denpasar, Gigir Manuk Kubutambahan dan Pelabuhan Gilimanuk.Diharapkan melalui kegiatan ini penyebaran covid dapat diminimalisir. “Niki sudah berjalan sesuai dengan tatanannya, 11 tirta disini yang ada di Buleleng dan akan dibawa ke Denpasar ,”ujarnya.
Penekun Spiritual asal desa Bulian Gede Suardana menambahkan perjalanan suci ratu hyang pingit semestinya dilaksanakan pada tahun 2019 lalu, namun karena sesuatu dan lain hal kegiatan ini baru dapat terlaksana. “Sebenarnya menurut jalannya, tahun 2019 sudah sudah memargi ke pura Labuan Aji, dan 2017 sudah ada petunjuk, 2019 ida Betara sudah harus memargi ke pura Labuan Aji,”ungkapnya.
Ditempat yang sama kelian desa adat Buleleng Nyoman Sutrisna berharap agar melalui kegiatan nunas tirta dan dipercikkan pada pintu masuk Bali pada masa kerajaan dapat mengembalikan keadaan Bali seperti semula, tata tentrem kerta raharja. “Pada prinsipnya saya ucapkan terimakasih dan semoga ini membuahkan hasil dan kita tentram dalam bernegara,”pungkasnya.(tut/dpa)