Buleleng, Pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang akan di bangun di wilayah pantai Desa Kubutambahan penuh dengan pro dan kontra.
Sosialisasi pembangunan Bandara Internasional Bali Utara terus digencarkan oleh berbagai investor, salah satunya PT BIBU Panji Sakti yang mengadakan pertemuan dengan Pengurus Paguyuban Pemangku se-Desa Kubutambahan, Kelompok Nelayan se-Desa Kubutambahan, Pecalang se-Desa Adat Kubutambahan, Kelian Banjar Dinas se-Desa Kubutambahan, serta kelian Desa Adat Kubutambahan. Bertempat diKantor PT BIBU Panji sakti Jalan Raya Air Sanih Kecamatan Kubutambahan.
Sosialiasasi tersebut memaparkan rencana pembangunan sinergis bandara lepas pantai serta aero city dan aero polite di darat. PT BIBU Panji Sakti juga meminta dukungan dari Pemangku Pura, Kelian Banjar adat, Serta Kelompok Nelayan yang ada di wilayah Kubutambahan yang di tandai dengan tanda tangan.
Usai sosialisasi, General Manager PT BIBU Panji Sakti AA Ngurah Ugrasena mengungkapkan, pembangunan bandara ini merupakan momentum yang sangat baik untuk kemajuan pariwisata di Bali Utara. Pihaknya menambahkan pembangunan bandara ini juga telah di tetapkan sebagai proyek strategis nasional. “Rencana bandara ini sudah mendapatkan kepastian di 3 kementrian bahwa sangat tepat dalam hal ini apa yang dilakukan oleh PT Bibu untuk kajiannya yaitu di tengah laut,”ujarnya.
Penglingsir puri Singaraja ini juga menegaskan akan menjaga situs-situs sejarah, maupun pura-pura yang ada di wilayah Kubutambahan. “Mari kita kawal, ini komitmen kita tidak akan menggusur semuanya, jadi kita harus kawal ini sampai jadi,”ungkapnya.
Sementara itu kelian desa adat Kubutambahan Jro Pasek Ketut Warkadea mengungkapkan, pihaknya selama ini tidak menolak pembangunan bandara di wilayah Kubutambahan. Pihaknya berharap selain pelestarian situs sejarah dan pura, pembangunan bandara tidak menggunakan seluruh lahan duwen pura yang tidak berubah status. “Kami pada intinya bandara di Kubutambahan saya dukung, asal tidak menggusur pura dan jika dilaut harus memberikan kontribusi kepada nelayan,”imbuhnya
Sosialisasi yang digelar oleh PT BIBU Panji Sakti, juga bersamaan dengan kelompok masyarakat yang menolak pembangunan Bandara Internasional Bali Utara di tengah laut. Kali ini dua komponen masyarakat penolak bandara di laut yakni, nelayan dan tokoh masyarakat Kubutambahan yang dikoordinir oleh KOMPADA, serta Barisan Setia Merah Putih yang dipimpin oleh anggota DPRD Bali Jro Ray Yusha yang turun menyampaikan aspirasi penolakan mereka dengan memasang spanduk di jalan raya kubutambahan.
Menyikapi penolakan tersebut, Kelian Desa adat Kubutambahan Jro Pasek Ketut Warkadea berharap pihak-pihak yang menolak dapat diajak duduk bersama demi hasil yang terbaik. “Terkait yang melolak dia kurang informasi, jadi mereka harus menanyakan dulu,”pungkasnya.(dnu/dpa)