Senandung Giri: Tujuh Bulan Lagi Bersama Pas-Sutjidra Edisi ke-4

 

Catuspata, Pada episode lalu sampah dinilai masih  berserakan. Ya dong namanya juga sampah. Ditimur ada sampah, di barat ada sampah bahkan ditengahpun masih ada tunpukan sampah. Mau tahu detailnya? Ditengah ada tumpukan sampah kaliber, ada tumpukan sampah milik galang panji dan sejumlah tumpukan sampah lainnya. Masyarakat makin sadar akan arti penting sampah untuk dipilah. Program Kota anti kumuh disingkat Kotaku telah berhasil membangun mental masyarakat Buleleng untuk bersama- sama menjaga kebersihan. Bahkan setra adat Buleleng yang dulu serem bahkan mengarah resem kini telah tertata juga untuk tumpukan sampah yang dilpilah. Tinggak menyempurnakan dengan mesin pencacah jadilah sampah yang berguna untuk kompos.

Buleleng kini memiliki 232 bank sampahm bahkan toap OPD pun adalah pengepul sampah. Sampah yang dihasilkan 135 ton perhari hingga kini sudah menggunung hingga ketinggian 15 meter diatas lahan hampir 5 hectar wow. Mungkin kalau menonton pemandangan laut dari atas tumpukan sampah itu akan sangat indah, nyegara gunung gitu lho. Sepuluh tahun menjabat paket Pas-Sutjidra memiliki 63 lhc atau container namun hingga tujuh bulan jelang berkahirnya masa jabatan  sudah hampir 70 persen rusak. Kalo sumber daya manusia sebanyak 600 sih selalu siap tempur dari jam 5 pagi, walau tanpa alat pelindung diri ,APD he he he. Memetengpun tak masalah yang penting kota kedas, sebab tak jarang saat pasukan hijau ini bekerja tiba-tiba lampu penerangan jalan umum, LPJU sudah harus dimatikan oleh operator dinas perhubungan he he he he. Sepuluh tahun menjabat pas-Sutjidra memberikan bantuan mobil carry kepada beberapa desa dengan harapan agar mereka dapat mengelola sampah, namun faktanya ada beberapa desa yang memanfaatkan carry untuk membuang sampah ke TPA. Bom waktu tujuh bulan jelang berakhirnya masa jabatan duet kangin kauh ini adalah perbaikan jalan menuju TPA Bengkala, kenapa sih? Dari dulu dijanjikan diperbaiki namun hingga kini belum terealisasi.

Lalu bagaimana dengan kenangan proyek fisik? Yang terbaru adalah Ruang Terbuka Hijau, RTH Taman Bung Karno, sebelumhya ada Pasar Sobean Banyiasri, Kolam renang Nirmala Asri, Monumen Jagaraga serta beberapa bangunan fisik lainnya. Mudah mudahan jogging track di Bhuwana Patra bisa terwujud. Demikian halnya dengan lapangan umum di Banyuasri. Soal penataan wajah kota? Wacana untuk menjadikan laksmigraha sebagai wahana parkir mobil pariwisata masih sebatas wacana. Kita tunggu hingga tujuh bulan kedepan.

Lalu bagaimana dengan kasus- kasus hukum yang pernah membelit duet Pas- Sutjidra?  Kita ikuti pada edisi senandung giri berikutnya.

Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *