Senandung Giri: Taman Bung Karno dan Rumah Nyoman Rai Srimben

Catuspata, Ruang terbuka hijau, disingkat RTH Bung Karno yang belokasi di kelurahan Sukasada sudah dinyatakan rampung. Bangunan yang mulai digarap tahun 2015 lalu pada rencananya dimanfaatkan untuk lokasi penanaman bahan keperluan upakara. Namanyapun ketika itu adalah Taman Gumi Banten. Dalam perjalanannya dengan berbagai pertimbangan taman seluas satu hectar itu dimanfaatkan sebagai ruang tebuka hijau dengan nama Bung Karno. Pada awal pengerjaan, proyek yang dibangun secara bertahap itu lancar-lancar saja. Namun saat hendak membuat patung Bung Karno persoalan demi pesoalan mulai muncul. Bahkan beberapa kali sempat berganti pelaksana hingga akhirnya kearifan lokal muncul. Faktor Niskala, ya factor niskala, suka tidak suka mau tidak mau  berpengaruh pada proses pembangunan monument Putra Sang Fajar. Pembangunanpun mangkrak sejak tahun 2019 lalu.

Saat itu muncul kesadaran untuk merestorasi rumah Nyoman Rai Srimben di lingkungan Bale Agung Kelurahan Paket Agung. Celoteh muncul  Ya siapatahu setelah rumah  Rai Srimben direstorasi pembangunan RTH Bung Karno akan berjalan lancar. Proses restorasi  rumah Rai Srimben juga berlangsung cukup alot hingga Balai Pelestari Cagar Budaya turun tangan. Alhasil pada akhir bulan April 2021 bangunan seluas 7×7 meter itu dipelaspas oleh pihak keluarga. Tim Ahli Cagar Budaya  Bali setelah melakukan verifikasi menyatakan bahwa situs rumah Rai Srimben layak untuk ditetapkan sebagai cagar budaya.

Lalu bagaimana dengan nasib Patung Bung Karno?

Ternyata oh ternyata hanya berselang kurang dari satu bulan tepatnya pada 11 Mei 2021 kontrak pengerjaan patung Bung Karno resmi ditandatangani oleh para pihak.  Proses pengerjaan berlangsung tanpa hambatan yang berarti. Patung Bung Karno yang terbuat dari perunggu dengan berat hampir 2 ton setinggi 8 meter kini berdiri kokoh diatas tumpuan alas atau pedestal setinggi 6 meter. Hari ini 6 Desember pengerjaan tahap IV RTH Bung Karno dilengkapi patung Singa Ambara raja berukuran jumbo di arena pertunjukan, kolam air mancur dengan jogging track dihiasi belasan pohon mangga, duren dan pertokoan akan diserahterimakan kepada Pemkab Buleleng.

Yang kini perlu dipikirkan adalah bagaimana caranya agar RTH Bung Karno  tidak menimbulkan persoalan baru terutama kecemburuan bagi masyarakat. Si Giri berbisik  persoalan bagi-bagi lahan garapan akan  muncul setelah ada sumber pendapatan baru.

Tim Pemberitaan Dewata Roundup. (tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *