Catuspata, KONI Kabupaten Buleleng pada Porprop XV tahun ini mengusung tagline Small Is Gold. Ungkapan ini pertama kali disampaikan Ketum Koni Buleleng masa bakti 2021-2024. Ketika itu ia menyampaikan bahwa KONI Buleleng harus bersikap untuk merampingkan jumlah atlet yang akan memperkuat Kontingen Buleleng, namun raihan emas adalah harga mati. Sejak sambutan itu disampaikan tepatnya 22 Desember 2022 tagline ini mulai menggelinding di tengah tengah masyarakat Buleleng.
Tagline ini kembali dipertegas saat pelantikan dan pengukuhan pengurus KONI Buleleng tanggal 8 Pebruari 2022 di Loby kantor Bupati Buleleng. Lalu apa makna Small Is Gold?
Kalau dilihat dari arti harafiah bahwa small is gold berati kecil adalah emas. Untuk Porprop kali ini Buleleng hanya akan mengirim tim kecil. Hanya mereka yang benar- benar berpeluang meraih medali emas yang akan diberangkatkan.
Hal ini sebagai langkah maju setelah pada Porprop XIV tahun 2019 mengusung tagline Raih Medali Bukan Melali. Nah ini artinya para atlet yang berangkat ditargetkan meraih medali. Saat itu masih ada keleluasaan para atlet untuk meraih medali baik itu emas, perak atau perunggu. Nah untuk Porprop tahun ini maka sasaran lebih difokuskan hanya emas, emas dan emas.
Wujudkan Misi
Pengurus sadar betul bahwa tagline small is gold membawa banyak konsekuensi. Mereka yang biasa memanfaatkan Porprop sebagai ajang ” proyek” akan memprotes kenapa atlet yang diberangkatkan sedikit? Kapan atlet dapat pengalaman bertanding, kapan atlet mendapat pembinaan? Nah suara suara sumbang ini coba dikembangkan oleh oknum- oknum tertentu untuk mempengaruhi kebijakan pengurus. Bukan hanya bermain sesama pengurus Pengkab namun mereka juga mencari dukungan ke luar organisasi olahraga untuk mempengaruhi pengurus Koni agar membuka ” kran” untuk tambahan kuota atlet. Nah soal yang satu ini Pengurus Koni dibawah kendali Ketum menegaskan bahwa KONI Buleleng tetap pada kebijakan awal dengan tagline Small Is Gold. Ini telah dibuktikan dengan tes fisik tahap I dimana calon atlet telah dipangkas 25 persen dari data yang dikirim masing- masing Pengkab. ” Koni ingin mewujudkan misi yang keenam yakni mengupayakan peningkatan kesejahteraan serta masa depan atlet dan pelatih dengan melibatkan seluruh steakholder”, tegasnya. Dengan demikian ini murni untuk meningkatkan kesejahteraan atlet, bukan karena anggaran mengingat Pemkab Buleleng sangat konsisten untuk membantu anggaran KONI dari tahun ke tahun.
Bagi- bagi medali
Porprop tahun ini akan memupus cabang-cabang olahraga yang akan membagi- bagi medali. Pengurus mendengar selama ini masih ada cabang olahraga yang bagi- bagi medali. Lho medali mok dibagi, bukankah merebut medali lebih kesatria? Nah soal bagi- bagi medali Buleleng selalu dirugikan. Contoh salah satu cabang olahraga memperebutkan 20 medali, maka medali itu akan dibagi dengan peserta. Katakanlah sembilan kabupaten ikut sehingga emas dibagi maaing masing mendapat 2 medali. Tapi faktanya? salah satu kabupaten mendominasi. Apakah Buleleng akan tetap tinggal diam? Tentu moment Porprop XV kali ini menjadi batu ujian bagaimana para pengurus cabang olahraga dibawah naungan KONI Buleleng tidak bersikap manggut- manggut saja. Mereka harus berani berkata tidak dan menyuarakan sportifitas. Bukankan dalam olahraga semua harus menjunjung tinggi sportifitas? Bukankah Porprop ini menjadi salah satu parameter bagi atlet menuju PON? Menutup peluang emas adalah dosa besar bagi siapapun oknum yang masih hanya manggut- manggut utk bagi- bagi medali. Bayangkan saja atlet yang seharusnya mendapatkan medali emas dan bonus menanti puluhan juta mereka harus mengalah gara-gara ulah oknum yang mengatur kekalahan mereka, entah dengan cara apa. Mudah- mudahan hal seperti ini tidak ada lagi pada kontingen Buleleng pada Porprob Bali mendatang.
Rombongan tanpa Rombengan
Ungkapan ini pertama kali muncul sekitar tahun 200 an. Saat itu sejumlah anggota dewan mengajak dan atau mengganti dirinya dengan orang lain. Bahkan karenanya sejumlah anggota dewan berurusan dengan aparat ketika itu. Nah untuk Porprop tahun ini Kontingen Bulemg juga tidak akan menyertakan anggota lain kecuali anggota kontingen yang sah dengan dana dari APBD Buleleng. Mulai muncul sejumalh cabang olahraga akan memberangkatkan atletnya memperkuat Buleleng dengan dana mandiri . Nah KONI Buleleng sudah berkomitmen untuk tidak lagi menyertakan atlet yang tidak sah. Sebab jika mereka menang, mereka akan mengatakan walau tanpa perhatian dan biaya mereka bisa meraih medali. Ya nggak ya nggak? Nah ungkapan berbeda akan dilontarkan saat mereka kalah. Mereka akan berkata pantes mereka kalah kan sing maan perhatian. Nah kalau itu sudah terjadi maka KONI akan berada pada posisi yang serba salah Pelih gen be KONI ne. Ya nggak ya nggak.
Tim Pemberitaan Dewata Round Up. (tut/dpa)