Senandung Giri : Pilkada Bali Antara Sopir dan Kernet

Catus Pata, Keberadaan Buleleng belakangan benar-benar menjadi perhatian dunia. Betapa tidak seorang spiderwomen Desak Made Rita Kusuma Dewi berhasil lolos mengikuti Olimpiade, kasta tertinggi dalam olahraga. Walau belum beruntung namun Desak kini menjadi idola baru di kalangan anak muda nusantara.

Lalu kedatangan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif, menparekraf Sandiaga Uno ke Buleleng menjadikan Buleleng menjadi pusat perhatian. salah satu desa wisata Buleleng menjadi salah satu desa kreatif yang menerima penghargaan nasional. Belakangan Kementerian Pemuda dan Olahraga kembali menjadikan Buleleng sebagai lokasi berlangsungnya Festival Olahraga Pendidikan yang akan diikuti oleh ribuan pelajar.

Kesuksesan Desak, Desa Les dan program kementerian pemuda dan olahraga bukanlah bersifat instan. Tentu ini adalah buah karya yang dilakukan secara konsisten dan tidak terputus. Coba saja kita bayangkan bagaimana seorang Desak Rita mengorbankan kepentingan pribadinya selama 25 tahun hanya untuk meraih waktu tercepat yakni enam detik Wow. Demikian halnya dengan desa Les yang sejak dulu telah berkomitmen membangun desa wisata kreatif.

Nah kini pada saat perhelatan pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur Bali periode 2024-2029 dua putra Buleleng menjadi pilihan calon pemimpin dengan dua status berbeda. Satu orang yakni Dr. Ir Wayan Koster MM yang berstatus sebagai calon Gubernur Bali berpaket dengan Nyoman Giri Prasta dan Putu Agus Suradnyana,ST sebagai calon wakil gubernur berpaket dengan Made Muliawan Arya yang akrab disapa De Gadjah.

Kedua putra terbaik Buleleng Koster dan PAS itu akan  berkompetisi pada tanggal 27 November 2024 mendatang. Jika dilihat dari pengalaman politik Buleleng, kondisi seperti ini pernah terjadi saat Made Mangku Pastika-Sudikerta yang diusung partai Demokrat dan koalisinya sebagai pemegang tampuk pemerintahan ketika itu menyisihkan paket Anak Agung Puspayoga berpaket dengan Dewa Nyoman Sukrawan yang diusung oleh PDI Perjuangan bersama koalisinya.

Ketika itu hembusan isu pilih sopir atau kernet sangat kentara di masyarakat Buleleng. Ketika itu kemampuan dan kapasitas Made Mangku Pastika yang notabene disokong partai pemerintah sangat dominan sehingga Sukrawan sebagai kernet tidak bisa berkutik. Namun kondisi dan keadaan saat ini sungguh berbeda.

Koster yang diibartkan sopir yang adalah Gubernur incumbent telah membuktikan dirinya mampu membangun Bali dengan program nangun sat kerthi loka bali. 44 peradaban Bali era baru sempat membius masyarakat, namun belakangan kesan itu mulai menipis bahkan menghilang. Lalu bagaimana dengan Pas sapaan akrab Putu Agus Suradnyana?

Walau sebagai kernet, tampaknya kernet kali ini bukanlah sembarang kernet he he he. Gurita selama menjadi anggota DPRD Bali dua periode dan menjadi bupati Buleleng dua periode tampaknya memberikan warna tersendiri bagi kernet kali ini. Kernet yang sudah lulus sebagai sopir dua periode bupati Buleleng. Jadi dalam politikpun Buleleng kembali menjadi perhatian masyarakat Bali. Betapa tidak jumlah pemilih buleleng yang mencapai 590 ribu lebih akan menjadi rebutan pasangan calon. Kalau saja sang sopir atau kernet bisa meraih simpati masyarakat Buleleng maka bukan tidak mungkin dialah yang akan memenangkan perhelatan tahun  ini tentu tanpa mengabaikan kabupaten kota lainnya di Bali.

Tim Pemberitaan Dewata Roundup. (Tut)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *