
Catuspata, Pada episode lalu dikisahkan raja negeri diserbu oleh para punggawa desa di wilayah barat negeri. Mereka rindu bercengkerama dengan raja negeri yang akan segera lengser keprabon karena ilikita. Raja pun dengan senang hati menerima para punggawa desa. Usai acara salah seorang keturunan Arya berbisik. ” Ajak mulih tiange nutur,” ungkapnya dibalas anggukan Raden Tubagus. Jadilan pertemuan berpindah tempat. Sementara tak dinyana berbagai macam jamuan telah tersedia diatas meja makan, dari ikan laut sampai tuak manis. Para punggawa desapun mulai berbaur menikmati hidangan. Usai makan Raden Tubagus mulai menceritakan beberapa peristiwa yang dialaminya jelang lengser. Sambil tertawa raja berlesung pipit ini mengaku kedatangan maklar kasus hingga balian nengnengan he he he. Mereka menawarkan jasa perlindungan dari jeratan hukum yang dihembuskan oleh oknum tak bertanggungjawab. Permintaannya pun tak tanggung tanggung, minta ini kek, minta itu kek weleh welleh…Bahkan terkini dirinya dilaporkan nyerobot lahan rakyatnya sendiri. Sambil menyeka keringat Raden Tubagus menyesalkan laporan tersebut. “Masa sih saya serobot lahan rakyat? Itu kan sudah ada putusan hukum yang jelas pada tahun 2000. Dari putusan itu ia dapat menilai siapa yang bermain, apa yang dimainkan dan bagaimana permainan itu dipertontonkan.
“Justru saya ingin memastikan status lahan tersebut,” ujarnya. Sebagai raja negeri ia tidak ingin berperkara apalagi dengan rakyatnya sendiri. Sebagai hamba Tuhan, Raden Tubagus berpesan kepada para punggawa desa agar tetap menjaga keamanan dan kenyamanan bumi belang- belang. Sebab tanpa keamanan dan kenyamanan mustahil perekonomian akan meningkat. Selain itu raden tubagus berpesan agar para punggawa desa selalu membangun komunikasi sehingga kesejahteraan rakyat kian hari makin berseri. Mengakhiri wejangannya Raden Tubagus mengajak punggawa desa agar meneriakkan yel yel dua periode Sebab kalau tidak? Raja belang-belang, Antapura, Lelangon dan Indrakiula disingkat Bali pasti akan sewot he he he.
Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)