Senandung Giri: Inflasi dan Canang Sari

Catuspata, Inflasi adalah suatu keadaan meningkatnya harga secara umum dan terus menerus. Kondisi ini terjadi berkaitan erat dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh beberapa faktor. Satu diantaranya tersendatnya pasokan barang. Kondisi ini dapat dirasakan dengan meningkatnya harga kebutuhan barang dimaksud. Biasanya inflasi terjadi pada jelang hari raya mengingat terjadi lonjakan permintaan, sedangkan pasokan barang normal normal saja. Belum lagi terkadang mata rantai pasokan terhambat di penyeberangan, jika komoditi tersebut datang dari luar pulau.

Hingga semester pertama tahun ini angka inflasi mencapai 2,20 persen dari 0,58 persen pada lima bulan pertama atau bulan Mei lalu. Adapun lima  besar komoditas penyebab inflasi masing masing cabai rawit disusul  canang sari, cabai merah, bawang merah, bakso siap santap. Sementara rokok hanya menempati peringkat keenam. Yang cukup menarik adalah posisi canang sari yang sudah mampu menempati peringkat kedua he he he.  Mungkin oleh sebagian besar masyarakat kondisi ini tergolong aneh.  Canang sari bisa mempengaruhi inflasi? Masa sih?  Di Bali gitu lho? Bukankah canang sari sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat hindu di Bali? Lalu muncul pertanyaan apa yang terjadi sesungguhnya? Oh ternyata kalau mau jujur ini bukan hal yang luar biasa. Bahkan kalau mau jujur mungkin saja canang sari akan menggeser kebutuhan lainnya di Buleleng. Kenapa? Setelah ditelisik ternyata beberapa hari raya hindu membuat permintaan akan canang sari makin tinggi. Selain itu kesadaran sembahyang sehari- hari juga makin meningkat seiring kondisi bumi yang makin tak menentu, sebut saja Covid. Kesadaran masyarakat hindu di Buleleng  untuk menggunakan canang sari saat sembahyang semakin  tinggi. Umpama saja jika setiap keluarga hindu di Buleleng membutuhkan  lima canang sari untuk sembahyang harian dengan harga duaribu rupiah, berapa  juta dipersembahkan setiap hari untuk menjaga Bumi? Jika dikalikan sebulan ? Itu baru harian, belum setiap Purnama, Tilem, Kajeng Kliwon dan hari yang dianggap suci walaupun sesungguhnya semua hari adalah suci dan bertaksu. Sungguh kebutuhan yang tidak sedikit.

Faktor yang terakhir ternyata kiriman rajutan janur  yang lebih dikenal dengan nama sarik  dari luar Buleleng  sempat tersendat pula karena ada hari raya di pulau seberang, weleh welehh weleh. Canang sari sampe datang dari luar dan menyebabkan inflas? Oh apa kata dunia? Yuk kita genjot pasraman agar generasi muda minimal bisa membuat sarik atau tekor untukkebutuhan sehari-hari.

Tim Pemberitaan Dewata Roundup. (tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *