Senandung Giri : Dinamika Negeri Belang-Belang Edisi 1

Catus Pata, Dikisahkan negeri belang-belang dilanda cuaca panas dengan temperature sangat tinggi. Tak jarang kebakaran terjadi pada beberapa sudut negeri. Pasukan pemadampun dibuat kocar-kacir kesana-kemari. Disana api, disini api disana terlambat disini telat. Maklum saja jumlah armada yang sangat minim ditambah sudah pada tua menyebabkan gerakan pasukan sangat lambat. Pernah memang ada usulan untuk menambah armada, tapi usulan itu bak hilang ditelan bumi he..he..he..

Kini kita tengok pasar negeri belang-belang. Pada sejumlah sudut pasar yang ada transaksi jual beli makin meningkat. Pedagang sayur, daging, buah  makin senang dengan meningkatnya kunjungan rakyat negeri ke pasar-pasar. Bahkan pedagang bunga kini tajir melintir, kenapa? Harga bunga kini makin melejit bak roket. Demikian halnya dengan pedagang mainan anak-anak. Rakyat negeri belang-belang kini sangat sadar bagaimana cara memanjakan anak-anak dengan mainan. Hanya satu yang kurang beruntung..apaan tuch?? Pedagang los dan kios. lho kok? Ya ada juga mereka yang menjulan beberapa los dan kios mengingat tempatnya sudah tidak representatip lagi.

Kini kita beralih ke wilayah kontrakan. Para pnghuni kontrakan kini merasa gerah. Mereka gerah bukan karena cuaca yang sangat panas belakangan ini. Namun, karena hingga kini nafkah mereka tak kunjung cair. Konon mereka akan mendapatkan nafkah setelah perubahan. Perubahan apa gerangan? Semoga saja bukan menunggu perubahan iklim dari kemarau ke hujan.

Diceritakan juga bahwa kini negeri belang-belang semakin sumringah. Lampu-lampu penerangan jalan terpasang dimana-mana, tipi-tipi dalam ukuran besar juga terpasang pada beberapa sudut kerajaan. Tak terkecuali juga balih orang mencakupkan tangan dipinggir jalan disingkat dengan baliho. Maklum saja negeri belang-belang kini sedang berbenah. Lho kok berbenah sih? Bukankah dulu juga berbenah? Ya setiap suksesi pasti ada pembenahan dan juga pembenaran ya nggak, ya nggak? namanya juga dinamika. Setiap raja negeri punya gaya yang berbeda-beda. Jika dulu raja negeri selalu senyum, kini jarang tersenyum. Jika dulu raja negeri senang jalan-jalan macecingak ke pendopo kerajaan, raja kini lebih memilih bekerja di istana kerajaan. Lalu kapan jalan jalan ?? Simak pada episode berikutnya.

Tim Pemberitaan Dewata Roundup. (tut)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *