Catus Pata, Pada episode lalu disampaikan bahwa masyarakat Buleleng patut berbangga karena Buleleng berkontribusi pada PON XXI. Bukan hanya sekedar nyanyian Buleleng berbangga. Secara keseluruhan pada PON tahun ini KONI Buleleng menyertakan 64 atlet, 17 pelatih dan 5 orang wasit. Secara keseluruhan tercatat kontribusi atlet asal Buleleng meraih 9 medali emas, 7 medali perak dan 10 medali perunggu. Adapun cabang Cricket andil meraih 6 medali emas, 2 perak dan 2 perunggu dengan atlet asal Buleleng masing-masing I Gede Teguh Pranata Wiguna, Ketut Tember, I Putu Hery Widhi Andika. Sedangkan di bagian putri tercatat atlet Li Qiao dan Luh Novita Sari dengan pelatih Kadek Darmawan. Sementara pada cabang panjat tebing dengan perolehan 2 medali perak diraih Desak Rita Kusuma Dewi dan kadek Adi Asih. Desak sebelumnya tampil pada ajang olympiade Paris. Pada cabang balap sepeda Dimas Tegar Bagaskara andil meraih medali perunggu, Cabang sepak takraw menyabet 1 medali perunggu dengan atlet atas nama Ketut Karin Preayani dan Ketut Ria Damayanti dengan pelatih Wayan Suara. Pada cabang dansa dua atlet asal Buleleng andil meraih 1 medali perunggu atas nama Felisha Defiana Kartika dan Nyoman Wahyu Danadyaksa Bryananda Parahita, cabang taekwondo sukses meraih 1 medali perunggu atas nama Aprilia Tri Bhuana dengan pelatih Putu Budiyasa. Cabang atletik, Ketut Cita andil meraih 1 medali emas. Pada cabang karate atlet putri atas nama Gusti Ayu Rahadian Pradnyani Parameswari sukses meraih 1 medali perunggu dengan pelatih Komang Astita dan 1 berkontribusi 1 medali perak. Cabang olahraga aerosport yang untuk pertama kalinya dilombakan atlet asal Buleleng Putu Valiant Laksana dengan pelatih yang juga ayahnya sendiri Oka Dharma sukses meraih 1 medali perunggu. Olahraga lainnya yang untuk pertamakalinya digelar pada PON tahun ini adalah woodball. Dibawah asuhan pelatih Sang Made Fernanda Iragraha dan Wayan Diana atlet asal Buleleng masing masing Danang Rizky Deyanto Putra, Komang Ardiada Gunatama, I Gede Dharma Prabawa Nugraha Mapet, dan atlet putri Ni Luh Made Tahlia Saraswati serta Ida Ayu Puspa Dewi sukses andil meraih 2 medali perak dan 1 medali perunggu. Pada cabang gateball putra Buleleng Pande Nyoman Sulaksana Putra andil meraih 1 medali emas untuk kontingen Bali. Sementara atlet Putri pada cabang menembak Savitri Mirzani sukses meraih 1 medali perunggu dibawah asuhan ayahnya sendiri Us Husaini . Cabor E-sport sukses meraih 1 medali perak atas nama Putu Adi Mardika Wijaya.
Sekal lagi Buleleng patut berbangga dengan pembinaan olahraga yang dilakukan secara berjenjang, tentu dengan support dana dari Pemerintah Kabupaten Buleleng dibawah kendali Pj Bupati Ketut Lihadnyana. Maka tak salah jika muncul istilah baru dalam anggaran olahraga. Dikasi banyak kurang, dikasi sedikit cukup. Maka muncul anekdot seperti ini; Kalau dikasi sedikit anggaran maka atlet dicukupkan makan mie dan air kelebutan saja. Hari ini mie, buin mani mie hingga muncul ungkapan “ngantes delu delu makan mie he he he,” Berbeda jika dikasi anggaran sesuai kebutuhan maka jika hari ini makan mie, besok diganti beras merah selanjutnya beras merah ditambah vitamin dengan air mineral bermerk, latihan berikutnya nasi, telur, vitamin plus fitnes dan nutrisi lainnya. Demikian halnya dengan try out. Jika anggarannya sedikit try out cukup dilakukan antar kampuang he he . Tapi jika anggaran yang dikucurkan sesuai kebutuhan maka try out untuk menjajal kekuatan hasil latihan dapat dilakukan antar kabupaten dalam propinsi, diluar Propinsi Bali bahkan bisa mengikuti kejuaraan diluar negeri. Maka kebanggan akan makin meningkat manakala bendera merah putih dikibarkan oleh atlet asal Buleleng disatu sisi pemerintah kabupaten Buleleng memberikan anggaran sesuai kebutuhan yang diajukan. Bukankah ada filosofi men sana in corpore sano yang artinya di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat? Sementara prestasi adalah bonus yang wajib diapresiasi?
Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(Tut)