
Paket Agung, Paiketan krama istri (PAKIS) Desa adat Buleleng menggelar sharing session dalam pembuatan sarana upacara persembahyangan Otonan.
Upacara otonan atau perayaan hari ulang tahun dalam ajaran agama Hindu, saat ini masih kerap ditemui. Dengan beragam kearifan lokal yang dimiliki desa adat Buleleng, banyaknya model banten atau sarana upacara mendasari kegiatan sharing session yang digelar oleh PAKIS Desa adat Buleleng.

Dengan mengajak 35 orang krama dan anggota dari Paiketan Krama Istri Desa adat Buleleng, melakukan diskusi untuk menyamakan presepsi terhadap pembuatan sarana Upacara persembahyangan otonan pada 18 November 2022 bertempat di Sekretariat Desa adat Buleleng.
Disela-sela kegiatan Manggala Utama PAKIS Desa adat Buleleng Janarti mengungkapkan, dengan keberagaman kearifan lokal di desa adat Buleleng, dirinya mengajak anggota PAKIS dan perwakilan krama dari 14 Banjar adat, untuk berdiskusi bersama dan menentukan standarisasi pembuatan Banten Otonan yang berpedoman dari lontar dan PHDI. “Perbedaan pasti ada, jangankan di daerah lain, di masing-masing banjar adat pasti memiliki ciri khas sendiri. Kita disini semua sharing belajar bersama sesuai pedoman dari PHDI.”Ujarnya.
Ditempat yang sama, salah seorang krama dari Banjar adat Liligundi Ida Ayu Putu Yuni Artini mengatakan, kegiatan diskusi ini menjadi tempat untuk belajar satu sama lain. Sehingga dapat mengetahui pola pembuatan sarana upakara yang baik dan benar. “Kita bisa sharing disini, untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan satu sama lain, semasih tidak menghilangkan pakem yang ada.”Katanya.
Sementara itu, Kelian Desa adat Buleleng Ir. Nyoman Sutrisna, MM mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh PAKIS, menurutnya upacara otona sangat penting untuk umat Hindu. Dengan mengangkat Local Genius di tempat masing-masing namun tetap beracuan dari Lontar dan sesaui dengan pakemnya. “Tyang berterimakasih atas inisiatip Pakis untuk menyamakan presepsi pembuatan banten otonan, saya harap para krama yang mengikuti diskusi dapat menggetok tularkan ke krama yang lain. Tentunya sesuai dengan pakem dan tidak melupakan localgenius di Desa adat Buleleng”.Ungkapnya.
Diakhir kegiatan, dilakukan demonstrasi persembahyangan upacara otonan yang dilakukan secara bersama-sama.(dnu/dpa)