Kubutambahan, Pihak keluarga telah sepenuhnya menyerahkan kasus penganiayaan hingga mengakibatkan meninggalnya Gede Budiarsana kepada pihak kepolisian. Hanya saja keluarga ingin pelaku dapat diganjar hukuman yang seadil mungkin atas perbuatannya.
Meninggalnya Gede Budiarsana warga Banjar Dinas Kubuanyar Desa/Kecamatan Kubutambahan akibat tebasan senjata tajam oleh salah seorang anggota ormas dikawasan Monang-maning Denpasar Barat menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Betapa tidak, anak bungsu yang bekerja sebagai Security di Denpasar itu kini pergi untuk selamanya meninggalkan keluarga utamanya istri dan tiga orang anak yang masih kecil.
Ditemui dirumah duka, kerabat almarhum Kadek Benny Wandana mengungkapkan pihak keluarga merasa kehilangan yang sangat mendalam. Apalagi Gede Budiarsana merupakan tulang punggung keluarga menggantikan ayahnya yang telah meninggal dunia tepat setahun lalu. Berasal dari keluarga yang kurang mampu, Gede Budiarsana bekerja di Denpasar untuk dapat menghidupi keluarganya di Kubutambahan. “Apapun itu, kami sudah serahkan kepada aparat penegak hukum dan keluarga semoga bisa tabah,”ujarnya.
Benny menuturkan tiga hari yang lalu, Gede Budiarsana sempat pulang ke Kubutambahan untuk melayat ke desa Tajun dan juga menhadiri tiga bulanan sanak keluarganya. Setelah itu kembali ke Denpasar bersama kakaknya Ketut Widiada alias Jro Dolah pada Jumat pagi sekitar pukul 06.00 Wita untuk bekerja. “Namun, apa boleh daya ISWW berkata lain, dan saya sebagai keluarganya meminta maaf kepada semua untuk kesalahan yang mungkin semasih dia hidup,”ungkapnya.
Sementara itu ibu almarhum Nyoman Srimini masih terlihat syok dengan kenyataan yang menimpa anak bungsunya itu. Beberapa kali Nyoman Srimini terlihat menghapus air matanya sambil memeluk anak-anak dari Gede Budiarsana. Srimini menceritakan beberapa hari sebelum peristiwa nahas tersebut sempat merasakan kangen yang berlebihan. “Saya sudah telpon dia lewat video call, dia bilang kangen sama saya,”pungkasnya.
Dengan adanya peristiwa ini pihak desa akan melakukan koordinasi untuk membantu memfasilitasi keluarga terlebih anak-anak almarhum untuk mendapat bantuan dan pendidikan yang layak.(ags/dpa)