Buleleng, Parisada Hindu dharma Indonesia (PHDI) pusat kunjungi dan perhatikan tata kelola krematorium di Setra Desa adat Buleleng
Krematorium tidak asing lagi di telinga masyarakat Bali, khususnya di buleleng. Bagi umat Hindu, krematoium menjadi alternative dalam upacara pengabenan. Krematorium mulai bermunculan di setiap setra, bahkan ada yang membangun atau menjalankan aktivitas kremasi di luar setra. berdasarkan hal itu, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat mengunjungi beberapa krematorium di Bali untuk memastikan kesesuaian pakem yang dijalani.
Setra Desa adat Buleleng menjadi salah satu krematorium yang dikunjungi. Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat bersama tim mengunjungi setra Buleleng pada 4 april 2023 pagi. Kepada reporter radio nuansa giri fm, Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat Dr. Ir. I Ketut Puspa Adnyana mengatakan, pihaknya telah mengunjui lima krematorium yang ada di Bali, sejalan dengan perkembangan kremasi di Bali, maka perlu memperhatikan pelaksanaan pedoman yang ada. “Krematorium sudah sangat berkembang pesat, namun kita harus memperhatikan tata kelola agar sesuai dengan pedoman yang ada. Saya telah mengunjungi lima crematorium yang ada di Bali, salah satunya di desa adat Buleleng.” ungkapnya.
keberadaan krematorium juga perlu diperhatikan, menurutnya secara umum aktivitas kremasi sangat berkaitan dengan setra apalagi di Bali desa adat memiliki awig-awig yang menjadi pedoman tata letak krematorium. “Sejak dahulu kita memahami bahwa desa adat memiliki setra dan tri khayangan. Secara umum, kalau berkaitan dengan pembakaran mayat atau pengabenan pasti berkaitan erat dengan Setra desa adat.” ujarnya.
Ketua Sabha Walaka Puspa Adnyana mengaku terkesima saat mengunjungi setra desa adat buleleng, menurutnya setra Buleleng telah memenuhi aspek yang ada dalam ajaran umat hindu terkait tata kelola setra. “Saya sangat kagum dengan setra desa adat Buleleng, dahulu setra seram, namun kini seperti taman yang indah. Saya sangat senang melihat penataan dan tata kelola setra yang telah sesuai dengan pedoman” imbuhnya.
Sementara itu, Kelian Desa adat Buleleng Nyoman Sutrisna sangat berterima kasih atas kunjungan dari PHDI Pusat. Pihaknya senantiasa memberikan penjelasa terkait tata kelola setra Desa Adat Buleleng. “Kami sangat berbangga dan senantiasa menyambut kunjungan dari PHDI Pusat. Beliau menjelaskan bagaimana krematorium agar sesuai dengan sastra yang ada. Terkait dengan lokasi krematorium yang berada diluar setra, awig-awig desa adat Buleleng sangat tidak memperkenankan.” tegasnya. (Dnu)