Menerima Pawisik Empat Sulinggih Gelar Mepahayu Jagat

Kubutambahan, Bertempat di Pura Ponjok Batu Kecamatan Kubutambahan, empat orang sulinggih Selasa (20/07) menggelar upacara mepahayu jagat.

Untuk mengurangi vibrasi negative  covid-19 di muka bumi, empat orang sulinggih masing-masing  Ida Sri Bhagawan Darma Yoga.Grya Samirana Santi Sembiran , Ida Pedanda Gde Mas Widya Putra Liligundi,  Ida Rsi Bujangga Waisnawa Surya Adnyana.Griya Taman Sri Amerta Pemaron dan  Ida Pedanda Gde Sogata Griya Tianyar. Upacara mepahayu jagat digelar di Pura Ponjok Batu desa Bukti Kubutambahan.

Upacara dengan protocol kesehatan yang sangat ketat  diawali dengan rangkaian memohon tirta dari Pura Besakih, Kentel Gumi dan Pusering Jagat. Upacara dilanjutkan dengen menenggelamkan babi hitam, ayah hitam dan bebek hitam atau dikenal dengan istilah mepekelem. Prosesi dilanjutkan dengan nunas tirta pada tengah laut yang dilakukan dengan menenggelamkan botol kosong dengan pemberat uang kepeng. Tampak hadir dalam upacara tersebut Made Suyasa, mantan Kades Tajun yang kini menjabat sebagai camat Kubutambahan

Usai kegiatan Ida Sri Bhagawan Darma Yoga.Grya Samirana Santi Sembiran menjelaskan yadnya memohon keselamatan bumi atau mepahayu jagat dilaksnakan setelah menerima pawisik saat sembahyang pada pagihari atau nyurya sewana. Ketika itu entah pawisik atau sebutan lain pada tanggal 12 Juli lalu ia mendengar bisikan agar dibuatkan sebuah upacara yadanya agar kondisi alam semakin membaik. Salah satunya berupa mepekelem dengan sarana bebek hitam, ayam hitam dan babi hitam. “Semoga dunia cepat kembali sembuh dari penyakit atau virus covid-19 ini, dan kita melakukan persembahyangan,”ujarnya.

Lalu mengapa dipilih Pura Ponjok batu sebagai tempat upacara?

Ditempat yang sama penyandang dana dari yayasan Puri Kasih Jro Made Hariyantha dari desa Tajun mengaku mendanai kegiatan ini karena merasa terpanggil untuk bersama-sama mengurangi energy negaitv dari pandemic covid-19. “Tersentuh untuk ikut melakukan persembahyangan, semoga Bali bisa kembali pulih dan masyarakat yang terdampak bisa kembali normal ini yang menjadi latar belakang kegiatan ini,”ungkapnya.(tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *