Lomba Ogoh-ogoh Tahun 2023 Memasuki Tahap Penilaian

Buleleng, Lomba Ogoh-ogoh tahun 2023, memasuki tahap penilaian tingkat kecamatan

Dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945 Pemerintah Provinsi Bali menyelenggarakan Lomba Ogoh-ogoh Seluruh Kabupaten Se – Bali. Lomba tersebut terselenggara sebagai wujud pelestarian tradisi dan budaya yang ada di Bali. Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Buleleng melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng ikut serta memfasilitasi lomba ogoh-ogoh tersebut.

Kali ini Lomba ogoh-ogoh di Kabupaten Buleleng memasuki penilaian tingkat kecamatan, penilaian ini dilaksanakan secara serentak diseluruh kecamatan yang ada di kabupaten buleleng dimulai dari hari Selasa (07/03/2023) hingga jumat (10/03/2023) mendatang. dewan juri pun berasal dari dari unsur budayawan, seniman, dan juga majelis desa adat. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Adat dan Tradisi Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng I Gede Angga Prasaja. “ nanti di kecamatan akan dipilih 3 besar yang akan mewakili lomba ogoh-ogoh se-bali tingkat kabupaten, perlu diketahui juga bahwa 3 besar kecamatan juga mendapatkan hadiah masing-masing Rp. 5 juta rupiah dan nanti dikabupaten juga akan dipilih juara 1, 2 dan 3,  ” ungkapnya.

Salah seorang juri, Nyoman Suardika mengatakan kriteria penilaian sudah ada dari provinsi diantaranya ogoh-ogoh terbuat dari bahan-bahan alami ramah lingkungan, dan mengandung sastra agama. “ ketika ogoh-ogoh mampu dimaknai lewat filosofi lewat synopsis masyrakat lebih paham. Saya setuju sekali bahwa kriteria lomba ogoh-ogoh bobot yang paling besar adalah sastra agama hindu,  ” katanya.

Kadek Gandi Taruna Wijaya perwakilan dari Sekeha Truna Hita Mandala Banjar Paketan Kelurahan Paket Agung mengungkapkan, dalam lomba ogoh-ogoh kali ini pihaknya mengambil tema lembu sura yang terinsipirasi dari cerita pewayangan karena dirinya ingin menyampaikan kepada generasi muda tentang semangat juang dari lembu sura agar tidak mudah patah semangat. “ pembuatan dimulai dari bulan januari dari tahap perancangan, sketsa dan lainnya dan proses paling sulit ialah saat membuat anatomi karena raksasa memiliki anatomi yang khusus,” ungkapnya.

Sementara itu, Kelian Desa Adat Buleleng Nyoman Sutrisna mengaku siap mendukung penuh kreatifitas para yowana yang ada di wewidangan desa adat buleleng. “ kita sebagai kelian desa tidak bisa pilih kasih, kita selalu melakukan sesuatu yang transparan kemudian memberikan suatu amanah suapaya apa yang menjadi karya yang kreatif oleh sekeha yowana ini betul-betul ada maknanya yang ada kaitannya dengan perayaan hari raya nyepi,  ” imbuhnya.(Uka)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *