Catuspata, Terlihat langit di negeri belang- belang memutih cerah, hutan merimbun dan laut tampak membiru. Burung- burung berkicau, ikan berkejaran, monyet saling mencari kutu. Mereka tampak sumringah seperti tak merasakan bagaimana sengsaranya rakyat negeri. Sengsara gara- gara si kopid yang kecas kecos dari satu rakyat ke rakyat yang lain. Alhasil pada bulan kemerdekaan ini kian hari rakyat yang terkonfirmasi kiane meningkat. Sekali ngegas nggak mau turun dari tiga digit. Kenyataan ini membuat raja negeri pusing tujuh keliling. “Disemprot sudah, dibuatkan sesajen sudah tapi kenapa covid toh nggak mau berpaling? Adakah sasaran lain yang hendak dituju? Atau si kopid saat ini sedang berbulan madu dengan sidia?,” keluh raja negeri. Disatu sisi suhutresna juga merasa sangat gundah.
Sedikit sedikit Jro klian, sedikit sedikit Jro klian, padahal jro klian jumlahnya sedikit he he he. Betapa tidak upacara adat dinilai sangat berpotensi atas berkembangnya si kopid. Apalagi tradisi kita yang belum bisa dikikis. Jelek asana selalu menghantui kekerabatan rakyat negeri belang- belang. Padahal sejak PPKM sudah diingatkan jangan lagi ada rasa jelek asane. Kalau jelek asane ya ke rumahsakit he he he. Kalo ke rumah sakit? Ya kalau khawatir dikopidkan maka hilangkan rasa jelek asane ya nggak ya nggak. Maka suhutresna setelah bersemedi mengeluarkan ilikita. Yang boleh masuk ke setra hanya sepuluh orang saja. Lho kok masuk kubur aja dibatasi? Seperti mau nonton pertunjukan saja. Neh meboya dah, meboya dah. Yuk kita hilangkan rasa meboya kalau mau anda, keluarga dan kita semua selamat dari si kopid.
Kini dikisahkan raja negeri sedang bercengkerama dengan orang orang suci didampingi suhuyasa. Tiba tiba muncul sinar dari arah utara negeri. Telepati segera dihidupkan dan didapatlah sinyal bahwa akan ada tiga petinggi negeri yang akan hadir ke negeri belang- belang. Maka raja negeri meminta suhuyasa untuk mengkordinir para punggawa. Kenapa harus suhuyasa? Ya karena suhuyasa paling sering diajak kesana kemari sehingga dinilai paling tahu data data he he he. Lalu bagaimana dengan konsumsinya? Ah soal yang itu nggak usah diragukan lagi. Bukankan raja negeri juga jago masak? Setelah berfikir sejenak dibuatlah lawar kelungah. Lho kenapa harus lawar kelungah? Ya kelungah adalah kelapa yang lebih muda dari yang muda. Air dan isinya diyakini sebagai penambah vitalitas. Nah batok dalam inilah yang diyakini mampu meningkatkan stamina pula. Racikan bumbu pun dibuat sedemikian rupa agar masakan raja negeri berguna bagi para petinggi pusat kerajaan. Karena racikan bumbu genep mampu meningkatkan imun tubuh pula.
Kini dikisahkan bahwa petinggi pusat kerajaan sudah terbang diatas awan. Dilihatnya melalui telepati bahwa ada tiga petinggi diatas si burung besi berwarna merah dan putih tanpa moncong putih he he he. Setelah menyambut tiga petinggi raja negeri memilih persiapan konsumsi. Maka jadilan tiga petinggi kesana kemari didampingi orang suci dan suhuyasa serta petinggi lainnya. Suasana yang sangat panas membara ketika itu tampaknya mempengaruhi tensi para petinggi pusat kerajaan. Data data yang disampaikan malah ditampik karena tidak sesuai dengan data teliksandi pusat kerajaan yang telah dikirim sebelumnya. Makin dijelaskan tensi petinggi pusat kerajaan makin naik.
Suasana makin tegang seiring naiknya terik mentari.Tak salah saat balik menuju pendopo negeri para punggawa kerajaan sempat bergurau. ” Kaden lakar maan pujian ehhh tahu tahunya bantahan he he he,
Setelah melihat para penghuni asrama kini rombongan pusat kerajaan beralih ke pendopo negeri belang- belang. Suasana tegang masih tampak terasa. Nah disinilai kelihaian raja negeri belang- belang. Makanan yang sudah tersaji rapi ditawarkan kepada para petinggi kerajaan pusat. Jadilah suasana mulai mencair. Senda guraupun mulai terdengar. Maka sebelum beranjak meninggalkan pendopo para petinggi kerajaan pusat menyatakan bahwa apa yang sudah dilakukan oleh negeri belang- belang sudah cukup baik. Satu satunya daerah di belang- belang, antapura, lelangon dan indrakila disingkat Bali yang tidak menggunakan hotel sebagai asrama penghuni copid. Setelah para petinggi kerajaan pusat menaiki si burung besi salah seorang punggawa berbisik ” Lawar Kelungah ternyata penurun tensi” sudah terbukti, sudah terbukti he he he
Tim Pemberitaan Dewata Roundup. (tut/dpa)