KUPS Kopi Wanagiri Raih Juara I Lomba Film Pendek Kopi Agroforestry Kementerian LHK RI

Jakarta, Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Wanagiri sukses meraih Juara I lomba film pendek kopi agroforestry dalam ajang Festival Pesona Kopi Agroforestry yang berlangsung di Jakarta, Kamis, (27/1).

I Made Darsana selaku Ketua Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Wanagiri dan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Kopi Wanagiri secara langsung menerima piagam penghargaan yang diserahkan oleh Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Republik Indonesia Bambang Supriyanto.

Terkait hal itu Ketua LPHD Wanagiri Made Darsana mengaku senang dan bangga atas prestasi bergengsi yang diraih KUPS Kopi Wanagiri dalam lomba film pendek kopi agroforestry. Menurutnya, penghargaan sebagai Juara I itu dapat memotivasi kelompoknya untuk lebih meningkatkan lagi produktivitas pengelolaan kopi di hutan Desa Wanagiri.

Ditambahkan, bentuk apresiasi yang diberikan oleh Kementerian LHK RI adalah berupa perjalanan studi banding ke wilayah penghasil kopi terbaik. Disinggung terkait pengelolaan, Made Darsana mengaku sejak tahun 2015 mulai mengelola hutan desa seluas 250 hektar. Bersama dengan 212 kepala keluarga yang merupakan kelompok tani muda Wanagiri, Made Darsana mengelola hutan desa yang 100 hektarnya digunakan untuk kebun kopi.

Pihaknya menyampaikan hutan desa 100 hektar itu tidak serta merta hanya terdapat tanaman kopi saja, melainkan juga bercampur dengan pohon-pohon asli yang ada di hutan. Maka dari itu Made Darsana bersama anggotanya baru dapat menghasilkan kopi arabika dan robusta sebanyak 15 sampai dengan 25 ton pertahunnya. Meski demikian biji kopi olahan kelompok tani tersebut dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan cita rasa khas setelah melalui uji tes dengan skor 84 lebih sehingga kopinya masuk dalam kelas premium.

Made Darsana mengaku hasil panen kopi yang masih berupa green bean telah menyentuh ke beberapa wilayah di Bali, Surabaya dan Jakarta. Produksi bubuk kopi dalam kemasan dengan brand Wanagiri Bali Kopi memang diproduksi dalam jumlah yang sedikit, hal itu dilakukan sebagai sikap toleransi kepada pentani kopi lainnya di Wanagiri.

Ke depan, pihaknya berharap Desa Wanagiri dapat menjadi sentra kopi arabika yang tidak hanya menghasilkan kopi saja, melainkan juga menjadi pusat tempat belajar di Buleleng bahkan seluruh Bali. Menurutnya, sumber daya alam sudah sangat mendukung, hanya membutuhkan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang lebih ungggul untuk produktivitas kopi Wanagiri.(tim/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *