Catuspata, Covid-19 hingga kini tak kunjung berakhir. Jumlah korban kian hari semakin bertambah. Bahkan pada pertengahn bulan ini kasus covid melonjak tajam hingga membuat petinggi pusat turun ke Bumi Panji Sakti. Alhasil kini kasusnya mulai mereda dan berharap tidak terjadi lonjakan lagi.
Kasus terkonformasi positif yang sebelumnye nempel 3 digit kini mereda dua digit. Ekses positif covid dapat berdampak bukan hanya pada terganggunya pernafasan bahkan juga berdampak pada terganggunya penglihatan. Disatu sisi badan kesehatan dunia,WHO menyatakan bahwa pandemi tidak akan berakhir hingga 70 persen warga divaksin. Lalu benarkah ada upaya mengcovidkan oleh pihak rumahsakit? Dirut RSUD Buleleng dokter Putu Arya Nugraha menampik sinyalamen tersebut. “Jangankan dia bergejala yang lain, tidak bergejala saja bisa covid, itu yang menyebabkan rekan rekan yang mau keluar negeri mau dites apa kita bilang itu mengcovidkan kan itu tidak juga,”ujarnya.
Lalu bagaimana dengan ibu hamil? Ibu hamil menurut dirut RSUD Buleleng Arya Nugraha sangat rentan akan terkonfirmasi covid. Oleh karenanya tidak ada ibu hamil yang tidak mau divaksin dengan alasan apapun kecuali atas rekomendasi dokter. “Jadi ibu hamil kelompok rentan sehingga hayo semua harus semangat untuk vaksinasi,”ungkapnya.
Nah belakangan muncul istilah negatif palsu. Ha ha ha..ini yang harus dicermati dengan akal sehat. Namanya juga manusia. “Kalau kita dirumah sakit syaratnya harus pcr atau rapid antigen, atau hasil negatif tapi dugaanya sangat jelas mengarah dan itu disebut suspek,”pungkasnya.
Nah kini saatnya para alumni penghuni isolasi terpusat turun sebagai relawan untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar semua dari kita sadar bagaimana bisa menekan penyebaran covid di Bumi panji Sakti. Para alumni isoter baik di rumah sakit maupun diluar rumahsakit pasti punya segudang cerita tentang dampak yang ditimbulkan oleh virus ini. Sebab mereka merasakan secara langsung bagiamana siksaan bathin karena tidak dapat bergaul dan siksaaan pernafasan yang mereka alami hingga ada yang konon sekejap udah terasa di surge. Nah cerita-cerita ini harus terus difasilitasi sebab masih saja ada kata-kata celepuk ngamah legu he he he artinya artinya Yen sing tepuk sing kegugu.
Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)