Kekecewaan Sekaa Gong Legendaris di HUT Kota Singaraja

Buleleng, Dua Sekaa Gong Kebyar Legendaris Buleleng merasa Kecewa disaat puncak Perayaan HUT Kota Singaraja ke 420 pada 30 Maret 2024.

Panggung HUT Kota Singaraja menjadi panggung uji coba yang berujung kekecewaan bagi Sekaa Gong Kebyar Legendaris Eka Wakya, Banjar Paketan, Kelurahan Paket Agung dan Sekaa Gong Legendaris Jaya Kusuma, Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan. Kedua sekaa gong legendaris ini dijadwalkan tampil pada Ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) mendatang.

Di atas panggung, Sekaa Gong Legendaris Jaya Kusuma, Jagaraga memulai dengan tabuh Baratayudha, disusul Sekaa Gong Legendaris Eka Wakya Banjar Paketan dengan tabuh Dwikora.

Namun, setelah kedua tabuh tersebut, acara disela dengan perayaan potong tumpeng. Para penabuh pun masih tetap siaga di atas panggung. Akan tetapi, acara terus dilanjutkan tidak sesuai dengan susunan acara hingga kedua sekaa gong legendaris ini memutuskan tidak melanjutkan penampilannya. Kekecewaan para seniman ini pun tak terelakkan. Bahkan para penari yang telah bersiap sejak siang hari itu belum sempat naik ke atas panggung. Mereka memutuskan untuk mengambil perlengkapan tarinya dan pulang. Hal serupa juga dilakukan oleh para penabuh yang turun panggung dan membawa pulang gong dan peralatan lainnya.

Tidak hanya seniman legendaris, masyarakat yang hadir pun ikut kecewa dengan batalnya penampilan dari kedua sekaa legendaris tersebut. Tidak sedikit masyarakat yang hadir ingin menyaksikan gong kebyar mebarung, datang dari deerah yang cukup jauh dari Kota Singaraja. Pada awalnya mereka duduk lesehan dibelakang undangan. Setelah undangan membubarkan diri para penonton merangsek kedepan dengan harapan dapat menyaksikan lebih dekat mengingat keduanya merupakan sekaa gong legendaris yang jarang tampil bersamaan. Namun para penonton yang lebih banyak dari kalangan orangtua terkejut ketika yang tampil adalah Band dan fashion show. Perlahan namun pasti mereka kembali bergeser kebelakang mengingat suara sound membuat jantung mereka berdebar.

Kepada reporter radio Nuansa Giri FM, Koordinator Sekaa Gong Kebyar Jaya Kusuma Jagaraga, Nyoman Arya Suryawan mengatakan semangat dari penabuh dan penari sekaa jaya kusuma sudah menggebu-gebu saat dikabarkan akan tampil pada puncak Hut Kota Singaraja,  pihaknya pun telah latihan bersama rekan-rekan yang sudah lanjut usia sejak bulan januari lalu. Namun semangat itu berubah menjadi kekecewaan. Selain itu, menurutnya kurang tepat menempatkan kesenian tradisional dengan modern dalam satu susunan acara atau satu panggung.

“Kami sangat kecewa, melihat sekaa dari Eka wakya menurunkan gongnya, kami juga ikut bertindak. Sebenarnya tidak cocok jika kesenian tradisional dan modern satu susunan acara atau satu panggung, penari kami juga sempat tidak dapat kesempatan untuk melakukan galdi karena banyaknya peralatan dari Band,” ujarnya.

Hal serupa juga diungkapkan koordinator Sekaa Gong Kebyar Legendaris Eka Wakya I Gede Arya Septiawan. Diungkapkan bahwa  sekitar pukul 20.00 wita pihaknya bersama penabuh lainnya sontak turun panggung. Pada gong kebyar legendaris juga menurunkan beberapa gong duwe (keramat) yang tidak dapat dinomor duakan.

“Pada pementasan gong mebarung ini tentu kami sangat serius, kami pun membawa gong duwe. Saya yakin sekaa dari jagaraga juga membawa gong duwe juga. karena ini di sakralkan, tentu tidak dapat dinomor duakan. Hanya PKB yang memberikan tempat terhormat untuk seniman diBali,” ungkapnya.

Lalu bagaimana respon Pemkab Buleleng atas kenyataan ini?

Sehari setelah peristiwa, Minggu (31/03/2024) Pemerintah kabupaten Buleleng mengutus Kadis Kebudayaan Nyoman Wisandika melakukan upacara Guru Piduka (permohonan maaf secara hindu) . Kadis kebudayaan Wisandika diiringi sekaa Gong Eka Wakya melakukan guru piduka di Pura Pengaruman Banjar Paketan, sedangkan  di desa Jagaraga, kadisbud Wisandika  bersama Sekaa Jaya kusuma  melaksanakan guru piduka Pura Bale Agung desa adat Jagaraga.

Ditempat terpisah bertempat di rumah jabatan Bupati Buleleng,  PJ Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan, kejadian itu menjadi bahan evaluasi yang sangat penting untuk pagelaran seni di Buleleng kedepan.  Pihaknya mengaku sudah menampung saran dan masukan dari kedua Sekaa serta untuk mengobati rasa kekecewaan, pihaknya akan menggelar pagelaran seni tradisional yang menampilkan duta Buleleng pada ajang Pesta Kesenian Bali tahun ini.

“Tentu kejadian ini menjadi evaluasi bagi kami, kedepan pagelaran seni tradisional dan modern akan ditampilkan di susunan acara yang berbeda. Kami juga memang sudah membuat skema untuk mengelar panggelaran seni yang menampilkan duta Buleleng pada ajang Pesta Kesenian Bali tahun ini, rencananya akan digelar di Gedung kesenian Gde Manik,”ungkapnya.(Dnu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *