Buleleng, Yayasan Marajingga Bangkit Sejahtera Gelar Gerakan Peduli Pelestarian Pulau Menjangan, Wujudkan Wisata Ekologi dan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim.
Sebagai respon terhadap dampak perubahan iklim Yayasan Marajingga Bangkit Sejahtera Pada Minggu, (23/06), bertempat di Teluk Menjangan, dilaksanakan kegiatan “Gerakan Peduli Pelestarian Pulau Menjangan” yang dilaksanakan oleh yayasan Marajingga Bangkit Sejahtera.
Ketua Yayasan Marajingga Bangkit Sejahtera Made Sukawardika menyatakan bahwa sebagai komunitas masyarakat di Buleleng berusaha untuk mengantisipasi dan menghindari penyesalan di masa depan jika Pulau Menjangan hancur akibat tekanan ekonomi yang berlebihan. Yayasan Marajingga bekerja sama dengan Komisi IV yang membawahi bidang lingkungan hidup untuk mengembangkan kawasan ini menjadi wisata ekologi.
“sehingga kami dari yayasan marajingga sudah koordinasi dengan komisi IV DPR RI yang membawahi tentang lingkungan hidup. Kita komitmen ingin menjadikan kawasan ini menjadi wisata ekologi. Karena itu dengan prosedur yang kita laksanakan Itu semua sudah dipersiapkan, di pusat sudah kita siapkan. Dengan gerakan ini mudah-mudahan ini jadi gerakan masif terhadap kepedulian pulau menjangan,”katanya.
Penjabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) Wiwin Arpiyanto, menjelaskan berbagai upaya konservasi yang dilakukan di Pulau Menjangan. Salah satu langkahnya adalah pembinaan habitat dengan menghilangkan spesies tumbuhan yang bukan asli dan mengganggu rusa. Selain itu, kegiatan perairan yang mengurangi ancaman terhadap karang juga menjadi fokus utama.
“Secara ekologi, kondisi Pulau Menjangan masih baik. Kita harus menjaga agar tidak terjadi degradasi yang dapat mengganggu habitat secara luas,”jelasnya.
Arpiyanto juga menyampaikan bahwa berdasarkan data TNBB, estimasi populasi rusa di seluruh kawasan TNBB adalah sekitar 800 ekor, dengan Pulau Menjangan memiliki 150-200 ekor. Upaya pelestarian ini bertujuan menjaga habitat ekosistem agar tetap berfungsi sebagai lokasi yang cocok untuk berkembang biak satwa rusa.
“Kami membangun kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan dan desa penyangga untuk pelestarian ini,” tambahnya.
Selaku Narasumber, Dr. dr. Ketut Putra Sedana, menegaskan pentingnya kesamaan visi dalam menjaga lingkungan. Pulau Menjangan dianggap sebagai aset berharga yang perlu dilestarikan untuk membangkitkan pariwisata, baik ekologi, alam, maupun spiritual. Pria yang akrab disapa Dokter caput ini menekankan Bahwa Gerakan ini tidak hanya berhenti pada satu kegiatan, tetapi akan berlanjut dengan tindakan nyata.
“Jika bukan kita yang menjaga dan merawat ekosistem ini, siapa lagi? Kita harus berkomitmen bersama TNBB dan Yayasan untuk melestarikan alam ini serta mengantisipasi dampak perubahan iklim,” ujarnya.(TIM)