Gandeng Bumdes, Desa Les Kemas dan Branding Modern Garam Laut

Les, Desa Les Kecamatan Tejakula, Buleleng menggandeng Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk promosi dan branding produk garam laut secara modern.

Desa Les terletak di bagian timur kabupaten Buleleng. Berada di wilayah pesisir membuat desa ini kaya akan potensi laut, salah satunya garam. Pertanian garam laut tradisional ini bahkan sudah ada sejak tahun 70-an sehingga daya jualnya cukup tinggi. Potensi garam ini tentu dikembangkan terus oleh pemerintah desa. Kali ini dengan menggandeng Bumdes dan Koperasi setempat, pengemasan dan branding garam laut dibuat agar lebih modern sehingga dapat dipasarkan ke luar negeri.

Kepala Desa Les Gede Adi Wistara mengungkapkan dengan kebijakan Gubernur Bali tentang penggunaan produk lokal membuat desa lebih bersemangat mengembangkan potensi tersebut. Pengelolaan garam laut sebagai salah satu komoditi disinergikan dengan Bumdes sebagai agen promosi. “Garam tradisional inilah yang sekarang masih dipesan oleh Gubernur Bali sebanyak 3 ton, dan kita kemas dengan tradisional, dan kebetulan kita juga sudah melakukan inovasi ada rasanya,”ujarnya.

Kades Adi Wistara menambahkan sejauh ini produksi garam laut di Desa Les masih tradisional, dikelola oleh dua kelompok petani garam. Sementara itu untuk pengemasan dilakukan Bumdes Sari Lestari menggunakan kemasan klip coklat dengan brand “Uyah Les”. Kedepan Desa Les akan membuat skema agar hasil produksi garam laut dapat dibeli masyarakat setempat. “Saat ini masih promosi dan penyalur dan kedepan akan kami buatkan semacam guliran dana agar bisa membeli di bumdes dan tidak mengesampingkan koperasi,”ungkapnya.

Untuk kemasan 500 gram, Uyah Les dihargai mulai dari 8-10 ribu rupiah tergantung rasanya.(tim/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *