Edukasi Budaya Lewat Medsos, Disbud Buleleng Luncurkan Program “Pang Tawang”

Buleleng, Disbud Buleleng Luncurkan Program “Pang Tawang”, Kupas Makna Hari Raya dan Tradisi Adat Lewat Media Sosial

Dalam upaya melestarikan dan mengenalkan kembali makna adat serta tradisi lokal kepada masyarakat, khususnya generasi muda, Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Buleleng melalui Bidang Adat dan Tradisi secara resmi meluncurkan program edukatif bertajuk “Pang Tawang”. Program ini hadir sebagai konten digital di media sosial yang membahas secara ringkas namun mendalam mengenai makna hari raya keagamaan, istilah adat, serta tradisi yang hidup dan berkembang di Buleleng maupun Bali secara umum.

Kepala Bidang Adat dan Tradisi Disbud Buleleng, Gede Angga Prasaja, menjelaskan bahwa “Pang Tawang”, yang secara harfiah berarti biar tahu, menjadi sarana edukasi untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan pemahaman budaya yang selama ini banyak diketahui secara permukaan namun belum dipahami secara mendalam.

“Misalnya, banyak yang tahu istilah pecalang, tilem, purnama, atau bahkan mudik, tapi tidak banyak yang benar-benar tahu maknanya secara filosofis maupun fungsional. Nah, Pang Tawang hadir untuk menjawab itu,” ungkapnya.

Konten dalam program ini akan disajikan dalam format infografis dan video pendek yang menarik, ringan, dan mudah dipahami. Penyebarannya akan difokuskan melalui platform media sosial Disbud Buleleng agar menjangkau masyarakat luas, terutama kalangan generasi digital yang lebih akrab dengan media daring.

Selain “Pang Tawang”, Disbud Buleleng juga tetap melanjutkan program “Uning Ten Ton”, yang telah berjalan sejak tahun lalu. Program ini berupa dokumentasi dan pengenalan tradisi di desa-desa adat melalui kunjungan langsung serta pembuatan video dokumenter dengan melibatkan seniman lokal. Untuk tahun 2025, ditargetkan 12 desa adat akan dikunjungi dari total 169 desa adat yang ada di Kabupaten Buleleng.

“Perbedaan Pang Tawang dengan Uning Ten Ton adalah pada cakupannya. Kalau Uning Ten Ton lebih fokus pada tradisi unik di masing-masing desa adat, Pang Tawang justru lebih luas. Tidak hanya menyentuh budaya Bali, tapi juga istilah keagamaan dan tradisi dari berbagai agama yang hidup berdampingan di Buleleng,” tambah Angga.

Disbud Buleleng juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Kominfosanti dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, untuk memastikan penyebaran konten berjalan maksimal dan tepat sasaran.(TIM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *