Buleleng Contoh Perdana Kolaborasi Rembugnusa

Paket Agung, Kolaborasi Rembug Nusa, sebuah perpaduan kesenian dari dua wilayah berbeda disatukan di dunia maya.

Bondres Susik dari Buleleng mendapat kesempatan perdana untuk melakukan kolaborasi dengan Topeng Kolot dari pedukuhan Cipta Gelar Sukabumi Jawa barat. Pertunjukan onstage Susik dilaksanakan di wantilan secretariat desa adat Buleleng sabtu (23/10) menghadirkan tiga narasumber. Ketiganya masing-masing Ketua KPID Bali Gede Agus Astapa, Kadis Kominfosandi Buleleng ketut Suwarmawan dan Budayawan Made Adnyana Ole.

Inisiator kolaborasi rembug nusa Matahari Timoer menjelaskan latar berlakang pagelaran rembug nusa dengan tema Berbudaya dan Berdaya di dunia maya. Iapun berharap agar kolaborasi ini dapat dikembangkan dengan keanekaragaman budaya. “Karena kita pertama kali menonton disitu jadinya kok keren ya, akhirnya kita sebelumnya juga pernah kerjasama dan temen temen punya ide untuk kolaborasi antara dua kesenian ini dengan ini kita bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat,”ungkapnya.

Staf ahli kementerian Kominfo RI bidang literasi digital Dony Bu mengatakan acara ini merupakan pagelaran perdana dengan memanfaatkan internet sebagai media penyambung dua grup kesenian di Bali dan Jawa. “Ngelawak tapi isinya bagus, ini kita sandingkan ditemukan di internet ini tujuannya adalah memberikan contoh yang baik seperti tidak percaya dengan hoax,”ujarnya.

Sementara via olnline  Direktur pengembangan dan pendidikan kebudayaan Kementerian kebudayaan RI Restu  Gunawan mengakui jika kolaborasi rembug nusa memberikan insiprasi kerja nyata yang telah dilakukan oleh organisasi sosial. “Bisa menginspirasi kami juga, ini aksinya nyata untuk membantu masyarakat saya kira ini adalah contoh kerja nyata makanya kolaborasi ini sangat penting,”pungkasnya.

Kadiskominfosandi Buleleng Ketut Suwarmawan menyoroti internet sebagai pisau bermata dua. “Jadi internet itu bagai pisau bermata 2 jadi kita gunakan baik akan positif jika kita gunakan negatif akan berpengaruh buruk, internet itu seperti kebutuhan kita,”imbuhnya.

Ditempat yang sama Ketua KPID Bali Gede Agus Astapa berkesempatan berdialog dengan topeng kolot Ciptagelar  Sukabumi. “Saya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini walaupun di dunia maya tapi pesannya tersampaikan jadi diera sekarang masyarakat harus cerdas menggunakan internet,”tegasnya.

Pada babak kedua dan ketiga Susik Bondres yang berkolaborasi dengan topeng kolot saling berdialog dan saling mengumpan banyolan.

Budayawan  Made Adnyana Ole sebagai narasumber terakhir menegaskan bagaimana manfaat internet yang dapat menghubungkan kesenian satu dengan yang lainnya tanpa batas. “Kita bicara soal panggung kita sekarang berada dipanggung dunia, dan panggung kita adalah arena lama lama kita harus membutuhkan penonton yang banyak sekarang kita panggung dunia yang tidak membutuhkan jalanan,”ujarnya.

Lalu bagaimana kisahnya hingga kolaborasi rembug nusa bisa digelar di Bumi Panji Sakti? Hal ini lepas dari orner Radio Nuansa Giri FM Ni Made Sri Widari. Mantan Kepala RRI Jember, Bogor dan Ende ini memiliki jaringan yang cukup luas. “Jadi saya ucapkan terimakasih banyak saya sudah bisa melakukan apa yang saya impikan, dan mudah mudahan ini bisa berlanjut,”terangnya.

Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *