Buleleng, Bali Arabica Kintamani Coffee memasok biji kopi dari dua desa di Buleleng, yaitu Wanagiri dan Umejero.
Bali Arabica Kintamani Coffee dibangun sejak 2013 oleh Komang Sukarsana. Usaha ini merupakan salah satu UMKM binaan Bank Indonesia dan memiliki kantor di Ubud. Bali Arabica Kintamani Coffee banyak bermitra dengan petani lokal seperti salah satunya kopi Arabica di desa Wanagiri dan Robusta di Umejero. Dua jenis kopi tersebut dibuat menjadi produk green beans yang didistribusikan ke hotel, restoran, dan coffee shop.
Owner Bali Arabica Kintamani Coffee Komang Sukarsana mengatakan pemasaran produk dilakukan secara online menggunakan marketplace dan sosial media. Dalam sebulan, dirinya mampu memproduksi diatas 1-2 ton biji kopi spesial untuk menyuplai permintaan dari coffee shop yang rata-rata berada di ibukota. “Kalau kita ngomongin kopi arabika di Bali kan ada di Kintamani jadi bentangannya ada di tiga kabupaten itu menjadi satu kesatuan, dan ke khasnya arabika ada rasa lemonitis atau kopi rasa jeruk itu yang membedakan,”ujarnya.
Komang Sukarsana mengatakan keunikan cita rasa kopi dibentuk dari karakter tanah, iklim, topografi dan pengelolaan yang baik oleh masing-masing petani. Jika itu dilakukan maka tiap-tiap pegunungan akan menghasilkan cita rasa kopi berbeda. “Ini alam yang membentuk jadi kedepan yang perlu kita perbaiki adalah bagaimana indikasi geografis semakin tajam,”ungkapnya.
Selain produk green beans, Bali Arabica Kintamani Coffee juga menawarkan jasa berupa tur. Dengan tema Journey of Bali Coffee, tur dibuat untuk wisatawan untuk mempelajari sejarah, tradisi, dan budaya kopi dan proses pembuatannya. “Jadi ini sebuah perjalanan jasa, apa yang kita bagikan disana adalah mengenalkan budaya dan cara mengolah kopi dan intraksi langsung kekebun kopi,”pungkasnya.
Produk Bali Arabica Kintamani Coffee selain didistribusikan kesejumlah coffee shop di Bali, juga telah dipasarkan ke Perancis dan Malaysia.(ags/dpa)