
Buleleng, Kehidupan mahasiswa sangat rentan dihadapkan dengan persoalan, mulai dari akademik/belajar, sosial, pribadi dan juga karir. Hal ini berpotensi menjadi penghambat keberlangsungan studi. Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memberikan perhatian serius terhadap persoalan tersebut. Upaya penanganan dan pemberian solusi dilakukan dengan layanan konseling. Gerakan layanan ini diperluas melalui tutor sebaya yang digawangi oleh Unit Pelaksana Teknis Layanan Bimbingan Konseling (BK).
Tutor sebaya merupakan program rutin tahunan yang dilaksanakan oleh UPT Layanan BK Undiksha. Pada tahun 2022, terdapat seratusan mahasiswa yang ikut berpartisipasi. Mahasiswa tersebut tidak hanya dari Program Studi Bimbingan Konseling, tetapi juga lainnya.
Kepala UPT Layanan BK Undiksha, Dewi Arum Widhiyanti Metra Putri, S.Psi., M.A., mengatakan tutor sebaya merupakan perpanjangan tangan dari UPT Layanan BK untuk bisa memberikan layanan bimbingan dan konseling dengan jangkauan yang lebih luas. Hal ini menyusul semakin bertambahnya jumlah mahasiswa Undiksha dan terbatasnya tenaga konsul di UPT Layanan BK. “Tenaga konsul di UPT Layanan BK, saya pikir dengan jumlah yang hanya delapan sampai sembilan orang tidak akan bisa optimal dalam memberikan pelayanan bimbingan konseling kepada seluruh mahasiswa Undiksha yang membutuhkan,” katanya.
Dosen yang akrab disapa Arum ini menyebutkan mahasiswa Undiksha yang memiliki permasalahan cukup banyak, teridentifikasi dari pembimbing akademik, tutor sebaya maupun yang datang langsung meminta layanan konsultasi atau konseling UPT Layanan BK. Kehadiran tutor sebaya di setiap prodi diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut. Mahasiswa juga dapat menghubungi secara langsung untuk meminta layanan konsultasi. “Tutor sebaya akan diperkenalkan ke fakultas masing-masing. Dari sana kami harapkan mahasiswa proaktif untuk bisa menghubungi langsung ketika ada masalah,” ungkapnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Undiksha, Dr. Gede Rasben Dantes, S.T.,M.T.I., dalam sambutannya saat membuka acara memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang berpartisipasi sebagai tutor sebaya. Disampaikan, tutor sebaya sebagai salah satu media untuk membangun collaboration skills, communication skill, creative thinking, critical thingking, compassion, dan computational thingking di era revolusi 4.0 ini. “Perlu kita ketahui bahwa hal ini tidak semua bisa kita dapatkan di ruang kelas dalam proses belajar mengajar. Saya kira tutor sebaya ini merupakan cara bagaimana kita membangun 6C ini,” ungkapnya.
Disampaikan lebih lanjut, esensi sebagai sebuah perguruan tinggi, utamanya bagi Undiksha adalah harus mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang unggul, kompeten, berkarakter kuat, dan kreatif.(tim/dpa)