Buleleng, Suara kulkul di Pura desa adat Buleleng menandai prosesi melasti krama desa adat Buleleng.
Pada pagi hari prosesi diawali dengan mepiuning dan menurunkan pralingga dari gedong pada pura kahyangan tiga desa adat Buleleng. Dua buah kulkul yang berlokasi pada bagian utara dan selatan di jaba tengah Pura Desa dibunyikan secara bergantian oleh krama Tridatu. Adapun sarad pembuka atau pada urutan pertama dari Sarad Pura Siwa Sapuh Jagat br paketan diikuti sarad sarad dan kotak ampilam lainya, ditutup oleh sarad dari Pura Desa. Ribuan krama desa adat Buleleng tumpah ruah mengikuti prosesi melasti usai penyepian menuju pura segara Buleleng yang berlokasi sekitar 4 kilometer dari pura Desa Buleleng.
Ditengah perjalanan krama pengemong pura dalem dengan mengusung sarad dari Pura Dalem serta dadia dari banjar delodpeken dan penataran mengikuti rombongan yang berangkat dari Pura Desa yakni sarad dan kotak ampira dari banjar adat banjar tegal, banjar paketan, banjar bale agung dan liligundi. Demikian seterusnya dari krama banjar petak, banjar tengah, banjar jawa, dan banjar bali, ikut bergabung dalam iring-iringan.
Ditemui disela-sela kegiatan Melasti, Kelian Desa adat Buleleng nyoman sutrisna mengatakan, Melasti kali ini diikuti oleh 84 sarad dan 30 kotak ampilan yang ada di masing-masing dadia di wewidangan desa adat Buleleng.
“Setiap melasti diawali dengan sarad dari Pura Ciwa Sapujagat dengan makna pratima dari Pura Ciwa Sapujagat dapat membersihkan dan mengawal sarad dari pura lainnya. Pada tahun ini kita melasti bersama ribuan krama di wewidangan desa adat Buleleng diikui oleh 84 sarad dan 30 kotak ampilan dari masing-masing dadia”ungkapnya.
Ribuan krama akan menuju Pura segara, sesampainya di pantai, krama yakan menjalani prosesi mekobok. Mereka yang membawa sarad, kotak ampilan, serta kober, harus berjalan menerobos air laut dengan makna pembersihan.
“krama melakukan prosesi Ngewangsuh paica di pura khayangan Tiga. Selanjutnya masing-masing dadia melakukan persembahyangan. Setelah itu tirta wangsuh dipercikan pada parahyangan dan palemahan masing-masing, sedangkan tirta pura segara ditunas”ujarnya
Usai prosesi di Pura segara, ribuan krama desa adat Buleleng kembali ke dadya masing- masing. (dnu)