
Buleleng, Maraknya aksi perkelahian yang dilakukan oleh para remaja di Buleleng, membuat tagline Kota Singaraja kini menjadi “Kota Petarung”.
“Singaraja Kota Petarung” tagline itu menjadi sorotan bagi kaum milenial di Gumi Panji Sakti. Singaraja yang sebelumnya memiliki tagline “Kota Pendidikan” kini berubah menjadi kota petarung semenjak maraknya aksi perkelahian yang viral di media sosial.
Salah satu aksi kekerasan yang terjadi di Buleleng baru-baru ini adalah kericuhan yang terjadi pada 21 Desember 2022 di GOR Bhuana Patra singaraja pada kompetisi Futsal antar SMA/SMK se-kabupaten Buleleng. Kompetisi futsal itu awalnya masih berjalan lancar, yang mempertemukan tim SMA Negeri 1 Singaraja melawan SMK Negeri 3 Singaraja. Pada peluit babak pertama permaina dengan tensi tinggi langsung terlihat, tampak pemain SMK Negeri 3 Singaraja mulai membangun serangan dengan konsisten, namun tim Smansa masih dapat mengimbangi permainan.
Pada pertengahan permainan mulai memanas, pendukung kedua tim pun juga ikut terbawa suasana sehingga ada beberapa supporter terprovokasi dan membuat pergesekan antar supporter. Seketika perkelahian pun tidak dapat di hindari dan dalam hitungan menit video kericuhan itu tersebar di sosial media.
Fenomena perkelahian maupun kerusuhan itu terjadi karena karakter dan hobi yang tidak tersalurkan, hal tersebut diungkapkan akademisi dari Undiksnas Denpasar Dr. I Nyoman Subanda. Menurutnya apabila perkelahian ini terjadi karena karakter, maka harus ada pembinaan yang dilakukan baik oleh sekolah, perguruan tinggi hingga keluarga.
Sementara apabila fenomena ini terjadi karena tidak tersalurkannya bakat atau hobi, maka ia berharap Pemkbab Buleleng maupun KONI Buleleng bisa menyediakan arena atau wadah untuk para pemuda bisa menyalurkan bakatnya masing-masing. “Jadi yang saya lihat Buleleng ini perlu adanya arena atau wadah untuk penyaluran itu perlu dikembangkan. Ada sarana olahraganya, ada juga membuat suatu kembangaan tersendiri misalnya tim sepak bola, tim voli atau tim apa saja yang kira-kira membuat anak muda ini bangga. Contoh Manny Paqiao bisa go internasional jadi kebanggaan negaranya. Nah kita ciptakan SDM seperti itu, syukur kalau dia berprestasi kan jadi kebanggaan untuk Buleleng juga. Awal-awal memang susah, namun itu saya rasa akan jadi pengalihan dari aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang selama ini negatif,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Buleleng I Ketut Wiratmaja mengungkapkan, Koni selalu menawarkan kepada remaja di Buleleng melalui pengurus kabupaten dicabang olahraga bela diri. Menurut wiratmaja eksistensi cabor beladiri di Buleleng sangat baik, itu terbukti beberapa cabor beladiri menjadi juara umum pada Porprov Bali Ke-15 kemarin. “Kami dari KONI Buleleng selalu menawarkan melalui seluruh pengkab khususnya Cabor Beladiri. Jika mereka para remaja ini ingin menyalurkan bakat, minat, dan hobinya mereka yakni berantem, silahkan masuk ke cabang olahraga yang menjanjikan masa depan baik. Selama ini cabor beladiri, Buleleng selalu mendominasi, bahkan pada porprop kemarin banyak cabor Beladiri yang juara umum.”Ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Buleleng Sanjaya yang baru saja terpilih kembali menjadi ketua umum mengungkapkan, Buleleng memiliki jiwa petarung yang besar. Tentu sebagai Cabor dibidang beladiri, IPSI Buleleng siap mengajak para muda-mudi yang ingin menyalurkan hobinya maupun mengasah kemampuannya. Tentunya selain pelatihan teknik, karakter para atlet juga pasti di tempa dengan baik.(dnu/dpa)