Shortcut titik 7D dan 7E mulai dikerjakan

Buleleng, Pembangunan jalan shortcut batas kota Singaraja – Mengwitani titik 7D dan 7E mulai dikerjakan ditargetkan selesai pada Juni 2024 mendatang.

Pembangunan jalan shortcut batas kota singaraja – mengwitani kembali dilanjutkan pada titik 7D dan 7E. Pembangunan jalan baru sepanjang 500 meter tersebut ditargetkan rampung pada 18 juni 2024 mendatang. Peletakan batu pertama pembangunan jalan dan jembatan tersebut dilaksankan oleh Gubernur Bali wayan koster pada selasa(29/8).

Dalam sambutannya Gubernur Wayan Koster mengklaim, pengerjaan jalan shortcut ini bisa membangkitkan perekonomian masryakat serta bisa menambah kunjungan wisatawan ke buleleng. dan setelah pembangunan di titik 7 rampung, nantinya pembangunan akan dilanjutkan pada titik 9 dan 10.

“saya ditugaskan oleh menteri PU untuk melakukan pengawasan langsung agar proses pembangunan bisa berjalan dengan lancar dan baik. Dengan adanya shortcut ini tidak saja lalu lintas makin ramai tapi menjadi tempat untuk masyarakat berjualan jadi ekonomi mulai tumbuh nanti setelah ini selesai akan dibuatkan rest area dan juga yang utama sejak lama menjadi harapan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah antara bali utara dan selatan, ” katanya.

Sementara itu, Direktur Pembanungan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Wida Nurfaida mengungkapkan, shortcut titik 7D dan 7E ini memiliki panjang 555 meter yang terdiri dari panjang jalan 400 meter dan jembatan 155 meter dan diharapkan bisa mengurangi tingkat kelandaian dari 27 persen menjadi 10 persen. Pembangunan jalan ini pun disebut telah memperhatikan AMDAL.

“yang semula itu justru kelandaian ada yang sampai  16% artinya dengan jari-jarinya sendiri 12,5 otomatis lebih tajam tikungannya. Ini sekarang menjadi lebar jari-jarinya menjadi 30 meter artinya dia lebih aman dan lebih nyaman terutama buat kendaraan berat. proses pengerjaan sudah mengikuti spesifikasi dalam dokumen penawaran penyedia jasa itu harus dilaksanakan sehingga tidak ada masalah,” ungkapnya.

Ditempat yang sama, Perbekel Desa Gitgit Putu Arcana mengatakan pembangunan shortcut ini memberikan dampak ekonomi bagi warganya, selain sebagai tenaga lokal yang dipekerjakan juga dapat dibangunnya tempat usaha di lahan shortcut. Namun demikian, dirinya pun berharap pengerjaan shortcut ini agar tidak lagi menimbulkan dampak yang dapat merusak kebun warganya serta pariwisata di Gitgit.

“biasanya kemarin diluar perencanaan karena curah hujan tinggi, aliran dampak disporsal yang liar ini otomatis ada kebun warga yang dilalui. Karena kita berbasis pariwisata alam jadi begitu menjadi pebongkaran jelas ada air yang keruh pada musim hujan. jelas air terjun keruh airnya pasti ada tamu yang mempertanyakan, tapi sampai saat ini tamu masih bisa memaklumi bahwa itu akibat pekerjaan infrastruktur di wilayah gitgit,” jelasnya.(TIM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *