Senandung Giri: Saat WTP Jadi Perbincangan

Catuspata, Dikisahkan pada suatu hari yang cerah, di pantai tempat bertimbang wirasa banyak rakyat berjalan-jalan. Mereka memilih lokasi ini karena sangat representativ untuk media jalan kaki. Selain dapat menghirup hawa laut, rakyat juga dapat memilih berbagai macam menu usai jalan-jalan. Walau konon minyak goring langka di pasaran namun bagi pemiloik warung ini hal itu bukan masalah. Ada pisang goreng, ada pisang rebus, ada ubi goreng ada pula ubi rebus. Demikian halnya dengan nasi. Ada nasi goreng ada nasi kukus pokoknya semua ada deh.

Entah karena aura warung yang memang aduhai, pagi itu rakyat banyak menyerbu warung janda ketemu duda he he he. Disinilah banyak berkumpul rakyat dari segala strata, ada buruh, ada punggawa, ada pasukan keamanan, ada bandar cap ji kie ada pula mantan – mantan punggawa, semua.kumpul disini. Saat menunggu sajian mereka membahas satu hal WTP. Mereka membuka diskusi terbuka dengan argumen masing- masing. Seorang berwajah ganteng berpenampilan rapi  memprediksi kalau  kerajaan belang- belang akan kembali mendapatian WTP, tentu saja WTP dimaksud adalah Wajar Tanpa Pengecualian. Belum usai tiba- tiba seseorang menimpali perbincangan itu dengan mengatakan kalau WTP itu hanya sandiwara belaka. Karena belum kenal pemuda berpenpilan kalem itu hanya diam. Justru lelaki kerempeng ini yang nyerocos. Ia bahkan mengatakan kalau WTP itu sangat gampang didapatkan di negeri ini. Mendengar cerita sepenggal pria yang duduk di sebelahnya lalu menmpalinya dengan mengatakan WTP tak ada gunanya karena hanya buang- buang duit saja. Diskusi makin ramai manakala seorang wanita ngotot bahwa WTP itu didapatkan dengan susah payah. Ungkapan ini kembali disangkal oleh wanita  berambut pirang. Jadilah warung janda ketemu duda makin ramai. Adu jotos nyaris terjadi diantara mereka. Ditengah keramaian diskusi itu muncul sesosok pria bertindik dan bertato. Ia mencermati satu persatu tatapan mereka yang minum di warung itu. Lalu satu persatu ditanya apa makna WTP yang diargunentasikan. Ternyata oh ternyata mereka baru sadar bahwa apa yang dibahasnya nggak nyambung. Satu orang mengatakan WTP itu wajar tanpa pengecualian, sementara orang lain menganggap WTP itu singkatan dari Wanita Tanpa Pria, sedangkan satunya lagi menganggap WTP itu Warung Tanpa Pelayan hadehhhh, karuan saja diskusi itu jadi rame namun nggal nyambung he he he .Jaka Sembung bawa golok, nggak nyambung hingga deadlock. Mari kita dengarkan apa yang dikatakan oleh orang lain, cermati barulang-ulang sebelum memberikan tanggapan.

Tim.Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *