Senandung Giri: Menciptakan Contoh Wilayah Bebas Covid-19

Catuspata, Masa pandemi covid-19 yang terjadi telah merubah hampir seluruh tatanan kehidupan. Bukan hanya masalah kesehatan, ekonomi pendidikan dan kekerabatan. Dulu saat pandemic terjadi kebetulan masa tahun pelajaran akan berakhir sehingga perubahan belum terasa. Kondisi ini belum disikapi secara serius mengingat saat itu waktu belajar siswa sudah tidak full lagi. Kini setelah memasuki tahun ajaran baru, semua mulai disikapi serius. Pemerintah pusat melalui Peraturan Presiden  nomor  82 tahun 2020 telah membentuk komite penanganan  Corona Virus Disease  2019 dan pemulihan ekonomi  nasional. Pemprop Bali sejak 9 Juli  2020 sempat membuka beberapa sector kehidupan untuk beraktifitas mengikuti tatatan kehidupan baru, new normal.  Namun semua kembali buram.  Ledakan pandemic covid 19 kembali menutup peluang new normal, puncaknya pada  pertengan bulan Agustus lalu yang membuyarkan rencana untuk memasuki tatanan kehidupan baru. Predikat Level 4 menyulitkan seluruh komponen untuk bergerak menerobos kondisi yang terjadi. Klaster keluarga kalau tidak mau disebut klaster upacara di Bali kembali mendapat sorotan. Dampaknya tempat olahraga ditutup , jam buka mall dibatasi,masa PPKM diperpanjang hmmmm.

Nah statemen Bupati Buleleng saat memberikan arahan pada Gebyar PBB P2 dan sektor perikanan belum lama ini  tampaknya cukup menarik untuk disimak. Orang nomor satu di Bumi Panji Sakti berharap agar pemerintah Propinsi Bali berani “bertarung” memberikan booster vaksin atau vaksin ketiga bagi masyarakat yang beraktifitas pada kegiatan ekonomi dan pariwisata. Booster vaksin itupun harus dipilih Moderna atau Pfizer mengingat selama ini kita tidak pernah berani  memastikan vaksin jenis a,b atau c memiiliki kwalitas tertentu. Inipun karena persoalan-persoalan politis. Bupati yang akrab disapa Pass ini mencontohkan  bagaimana kejuaraan tenis di Amerika penontonnya sudah tidak memakai masker. Jika ini dapat dilakukan maka dipastikan kepercayaan atau trust dunia terhadap Bali akan mulai merangkak naik.

Nah berbekal statemen ini tampaknya optimisme untuk segera keluar dari tekanan pandemic ini mulai tumbuh. Tapi apa daya semua tergantung pada pemerintah pusat. Seperti halnya para Pekerja Migran Indonesia, PMI yang mengeluh atas merk vaksin yang digunakan di negeri ini. Si Giri bercerita bahwa duakali vaksin belum menjamin bisa berangkat, mengingat  pemerintah di negara tujuan mengharuskan jenis vaksin dengan merk tertentu. Kalau saja vaksin ini dijual bebas sesuai merk dari negara tujuan keberangkatan maka mereka para PMI lebih  memilih membeli dengan kocek sendiri dibandingkan harus menjadi pedagang di negeri sendiri he he. Maksudnya menjual harta benda miliknya gitu lho…

Nah kalau saja alur pikir Bupati Buleleng ini ditangkap oleh Pemprop Bali maka perlahan namun pasti perekonomian Bali akan segera pulih. Hidup ini memang pilihan, memilih terus membangun infrastruktur atau memilih untuk menyisihkan anggaran membeli vaksin moderna untuk para pelaku ekonomi dan pariwisata tentu dengan skala prioritas. Nah kalau Pemprop Bali belum mampu mengakomodir alur pikir bupati Pas, bagaimana kalau  Buleleng membuat percontohan wilayah bebas covid. Hasil refocusing angaran dibelikan vaksin untuk booster vaksin selanjutnya  penduduk pada satu wilayah disuntikkan vaksin dengan kwalitas yang dapat dipertanggungjawabkan.  Nah jika itu terbukti ampuh dan tidak ada lagi warga yang terkonfirmasi posistip pada wilayah tersbeut maka gerakan itu wajib didukung oleh seluruh masyarakat terutama  para wakil rakyat dalam menyusun anggaran. Masyarakat tampaknya sudah siap bertarung melawan covid.

Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *