Senandung Giri: Membangun Budaya Melepas Pemimpin

Catuspata, Buleleng merupakan wilayah yang didirikan oleh Anglurah Ki Barak Panji Sakti. Dengan lambang singa  bersayap Kabupaten berpenduduk hampir satu juta jiwa ini dengan 9 kecamatan ini telah memasuki usianya yang ke-418. Untuk diketahui bahwa pemerintahan Kabupaten Buleleng pertama kalinya dipimpin oleh Bagus Ketut Berata 1955 sampai dengan tahun 1960. Masa pemerintaha berikutnya Buleleng dipimpin oleh Ida Bagus Mahadewa 1960 sampai dengan 1967 disusul oleh Hartawan Mataram pada periode 1967 sampai dengan 1978, Periode berikutnya bupati  I Nyoman Tastera memerintah pada tahun 1978 sampai dengan 1988, Bupati berikutnya adalah Drs. Ketut Ginantra yang memimpin sejak tahun       1988 sampai dengan 1993, Adapun bupati berikutnya adalah  Drs. Ketut Wirata Sindhu yang memmpin bumi Panji Sakti tahun 1993 sampai dengan tahun 2002. Nah berikutnya untuk pertama kalinya pada masa transisi reformasi Buleleng dijabat oleh seorang pejabat bupati yakni I Ketut  Widjana, SH pada tahun 2002. Pemerintahanpun berganti menjadi orde reformasi dimana pasangan  bupati, Putu Bagiada dan Drs. I Gede Wardana, M.Si.memimpn Buleleng pada tahun 2002-2007. Selanjutnya wabup Gede Wardana sempat menjabat sebgaai bupati Buleleng  sebelum dilaksanakan pemilihan secara langsung oleh rakyat . Pasangan bupati  Putu Bagiada dan  Made Arga Pynatih selanjutnya memimpin buleleng periode  2007 sampai dengan 2012. Barulah kemudian paket Putu Agus Suradnyana dan dr. Nyoman Sutjidra,Sp.Og memimpin Buleleng untuk dua periode yakni 2012-2022. Sementara Ir Made Gunaja sempat menduduki Pelaksana tugas  Bupati Buleleng saat masa kampanye Pas-Sutjidra jelang peridoe kedua. Pada periode kedua duet ini melanjutkan pembangunan untuk masyarakat Buleleng. Berbagai catatan pembangunan telah diraih. Berbagai bangunan monumental telah dirampungkan, demikian halnya dengan penataan infrastruktur. Demikian halnya dengan peningkatan sumber daya manusia. Slogan ajak lan duwenang tiang ngewangun Buleleng sangat melekat di hati masyarakat. Kunci kesuksesan Komunikasi, Koordinasi dan Keterbukaan juga benar-benar melekat di hati masyarakat. Tanpa terasa kini duet Pas-Sutjidra memasuki masa-masa injury time kepemimpinan. Tepat tanggal 27 Agustus 2022 keduanya akan mengakhiri masa jabatan untuk periode kedua. Sehubungan akan berkahirnya masa kepemimpinan keduanya, desa adat Buleleng bekerjasama dengan Radio Nuansa Giri berencana menggelar sebuah acara bertajuk Mutiara Kebersamaan pada Jumat 5 Agustus mendatang. Kegiatan ini sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan kepada duet Pas-Sutjidra dalam membangun Buleleng. Lalu siapa yang akan menjabat sebagai pelaksana tugas Bupati Buleleng kedepan? Dan bagaimana Mutiara Kebersamaan ini tersaji ? Simak pada episode berikutnya.

Tim Pemberitaan Dewata Round Up.(tut/dpa)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *