Catus Pata, Pada episode lalu diceritakan bahwa untuk lebih mengifisiensikan penggunaan anggaran Pj Bupati Ketut Lihadnyana memilih meminta CSR pada sejumlah perusahaan daerah atau perusahaan yang beroperasi di kabupaten Buleleng. Prinsipnya agar perusahaan tersebut tidak hanya memanfaatkan Buleleng sebagai tempat usaha tetapi apa yang bisa dipartisipasikan untuk bersama membangun Buleleng. Ditengah isu politik yang mewarnai tahapan pencalonan Pilkada Buleleng 2024, proses perpanjangan masa jabatan untuk Pj Bupati Ketut Lihdanyana sempat membuat publik bertanya-tanya. Pasalnya ketika itu selain nama Lihadnyana, juga disertakan dua nama lain dalam pengusulan kepada Mendagri. Kedua nama tersebut masing masing I Dewa Gede Mahendra Putra Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali dan Gede Suralaga Staf Ahli Gubernur Bidang Perekonomian Provinsi Bali. Ketiganya adalah pejabat Pemprov Bali yang berasal dari Buleleng.
Diperpanjang…..tidak; diperpanjang…..tidak;. Akhirnya semesta menjawab melalui surat keputusan Mendagri nomor 100.2.1.3-3321 Tahun 2024 tertanggang 8 Agustus 2024 yang menyatakan perpanjangan Penjabat (Pj) Bupati Buleleng, Provinsi Bali. Bahwa Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana akan memimpin Buleleng hingga adanya penetapan bupati Buleeng definitive. Sejak itu pula suami dari Nyonya Paramita ini tancap gas lagi dan melakukan terobosan.
Penyusunan APBD perubahan dan induk 2025 tetap memprioritaskan pada perbaikan infrastruktur, mengurangi tingkat kemiskinan, pengangguran, dan stunting serta digitalisasi sector perpajakan. Salah satu momen seksi yang berhasil “ditangkap” kepala BKD Propinsi Bali ini adalah perubahan status pegawai kontrak menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, P3K menjadi isu yang paling seksi. Berbekal jaringan yang dimilikinya di kementerian pejabat yang mulai menekuni spiritual ini melakukan lobi ke pemerintah pusat. Alhasil sebanyak empat ribu lebih pegawai kontrak di kabupaten Buleleng terdata pada Badan Kepegawaian Negara, BKN. Mereka, para calon P3K dibimbing khusus melalui pendampingian. Bukan hanya itu lokasi tes juga diperjuangkan agar bias dilakukan di Singaraja. Lobi dengan Kepala BKN dilakukan dan cukup sukses. Para pelamar P3K tahap pertama di kabupaten Buleleng diijinkan untuk melakukan tes di Buleleng. Hasilnya? Ruar biasa, walau ada yang belum beruntung namun hampir 95 persen dinyatakan lulus. Merekapun mesuryak dan berbangga memiliki Pj bupati yang memperjuangkan nasib mereka. Itulah sebabnya pada saat pengumuman di gedung kesenian Gde Manik Singaraja beberapa lulusan P3K nyeletuk dan memberikan julukan Bapak P3K. Kini para pelamar P3K gelombang kedua sebanyak dua ribu orang masih menunggu proses lanjutan. Semoga nasib mereka sama dengan nasib para pelamar pada gelombang pertama. Pasalnya tiga hari lagi tepatnya pada tanggal 20 Pebruari 2025, Pj Bupati ketut Lihadnyana secara resmi akan menanggalkan jabatannya sebagai Pj Bupati Buleleng seiring akan dilantiknya bupati dan wakil bupati definitif pasangan dr. Nyoman Sutjidra, Sp.Og dan Gede Supriatna,SH. Selanjutnya birokrat asal desa Kekeran Busungbiu ini akan kembali ke lingkup kerja Propinsi Bali sebagai kepala BKP SDM Propinsi Bali.
Kami masyarakat Buleleng mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dedikasi, loyalitas, kepemimpinan, dan pengabdian yang telah dilakukan selama memimpin Bumi Panji Sakti. Kami berharap perjalanan karier ke depan penuh dengan kesuksesan dan kebahagiaan. Kami mendoakan semoga bapak sekeluarga senantiasa diberikan kesehatan, kelancaran, dan keberkahan dalam setiap langkah ke depan. Meskipun masa jabatan telah berakhir, kami berharap silaturahmi dan kontribusi bapak bagi kemajuan bersama tetap terjalin. Kepemimpinan Pj Bupati Lihadnyana telah memberikan warna dan perubahan berarti bagi Buleleng tercinta. Semoga jejak yang telah ditinggalkan menjadi motivasi bagi pemimpin berikutnya. Semoga langkah untuk meningkatkan spiritual dapat terwujud.
Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(Tut)