Catus Pata, Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Adapun ciri-ciri stunting adalah Tumbuh kembangnya lambat, Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, Berat badan tidak naik bahkan akan cenderung menurun, Kemampuan fokus dan memori belajarnya tidak baik, Anak cenderung lebih pendiam, Fase Pertumbuhan gigi pada anak melambat. Lalu apa penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. Lalu kekurangan gizi apa saja menjadikan stunting? Selain itu, kurangnya asupan makanan juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab stunting, khususnya makanan yang kaya akan protein, mineral zinc, serta zat besi yang penting bagi anak di usia balita.
Pada umumnya, stunting terjadi pada balita, khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, Ibu sudah bisa melihat apakah si anak terkena stunting atau tidak. Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si anak masih berada dalam kandungan. Akibat dari kekurangan gizi pada 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki. Artinya, stunting juga bersifat irreversible dan tidak dapat diperbaiki, terutama setelah anak mencapai usia dua tahun. Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Lalu untuk mencegah stunting apakah perlu acting?
Dengan jumlah penderita stunting di Kabupaten Buleleng hingga bulan Mei lalu tercatat sebanyak 1.389 orang. Dibutuhkan acting untuk menekan pertumbuhan stunting di Buleleng. Ada beberapa langkah yang mesti dilakukan diantaranya, periksa kehamilan secara rutin, memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, beri asi eksklusif minimal 6 bulan, dampingi dengan empasi lengkap dan bergizi, terus pantau tumbuh kembang anak, melengkapi imunisasi, selalu jaga kebersihan lingkungan.
Seperti diketahui pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Keuangan menargetkan penurunan stunting 2024 menjadi 14 persen. Anggaran program penurunan stunting 2023 kementerian/lembaga dialokasikan sebesar Rp 30 triliun.
Buleleng sendiri telah kecipratan insentif sebesar 17,5 miliar rupiah. Dana sebesar itu akan dimanfaatkan untuk kinerja penurunan stunting sebanyak Rp5,9 miliar. Nah lalu apa acting dari Pj Bupati Buleleng? Penjabat Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana menjanjikan insentif bagi pemerintah desa yang mampu mengentaskan stunting. Insentif yang disiapkan mencapai 300-400 juta rupiah wow. Yang menjadi pertanyaan benarkah program ini akan dapat dilaksanakan? Jangan sampai anggaran yang sudah dipasang lalu dibongkar lagi untuk kepentingan yang lain ya nggak, ya nggak?
Dikutip dari berbagai sumber
Tim Pemberitaan Dewata Roundup. (Tut)