Catuspata, Dikisahkan kondisi negeri belang- belang masih ditemani si kopid. Tapi kini kopid nggak lagi seganas kabar dulu. Dia yang sebelumnya selalu mukup tiga angka, kini melandai dua angka.Apakah ini karena kehadiran si burung besi tanpa moncong putih beberapa waktu lalu? Boleh iya boleh juga tidak. Kenapa? Karena alam sudah mengatur setelah naik, pastilah turun, ya nggak ya nggak Sementara upaya niskala terus dilakukan, sampai sampai yang dipingitkan selama inipun kini buka-bukaan membantu rakyat negeri. Tapi apakah upaya ini langsung kelihatan hasilnya> ya namanya juga niskala. Ini maslaha keyakinan bro.
Kini dikisahkan rakyat desa Pade Nau Selalu disingkat PNS mulai mengumpulkan beras. Masing- masing bagian wajib menyisihkan sebagian kecil penghasilannya kepada rajyat yang kurang mampu. Pengumpulan ini karena PPKM artinya Pelan Pelan Kesadaran Meningkat. Nah pada saat mendapat banyak beras mulai muncul pekerimik. Lho kenapa? Konon karena pengumpulannya dengan PPKM artinya artinya..Pafr Pade Kena Masi, tapi kenapa hanya satu bagian saja yang kelihatan? Beh seh.. PPKM, Pang Pade Kelihatan Masi , ya deh Ya Deh he he he.
Kini kita tengok rakyat di desa Banyubiru. Mereka adalah sebagian kecil rakyat negeri yang mengandalkan mata pencaharian dari berkebun. Banyak tanaman yang mereka hasilkan sebelumnya. Tapi semenjak si kopid masih nongol di negeri belang- belang, mereka perlahan namun pasti mulai bangkrut. Bunga yang mereka tanam tak ada yang beli lagi,kalau murah sih modal masih bjsa diputar ya nggak ya nggak. Jadilan mereka penjual barang rumah tangga. Minggu pertema sih lancar lancar saja. Memasuki minggu kedua keadaan mulai kacau karena barang rumah tangga miliknya sudah habis dan masih tinggal peralatan dapur saja he he he.
Kita tinggalkan desa banyubiru dan menengok kehidupan rakyat di desa Nuraini. Diceritakan bahwa desa Nuraini merupakan desa yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Mereka dikenal sangat ulet dalam mengelola lahan. Tapi apa daya belakangan mereka kehilangan gairah karena hasil pertanian mereka tak laku. Menghadapi kenyataan itu rakyat desa Nuraini melakukan paruman. Mereka membahas strategi untuk mengatasi persoalan itu. Saat paruman belum mulai tiba- tiba muncul petugas upeti. Maka rakyat yang sedianya menghadiri paruman jadi menarik diri. Mereka malu belum mampu membayar upeti. Satu persatu mereka megedi hingga desa Nuaraini menjadi sepi. Petugas upeti yang datang ke desa Nuraini pun bertanya tanya apa gerangan yang sedang terjadi? Maka petugas upeti ngopi pada salah satu sudut desa. Kebetulan dagang kopinya lumayan cantik. Warga desa Nuraini mengenalnya dengan nama Dakocan, dagang kopi cantik Untuk diketahui harga kopi pada dakocan di desa Nuraini bervariasi dari harga duaribu hingga duaratus ribu. Lho mok mahal banget sih. Ya itu kopi tubruk spesial bro he he he. Nah saat petugas upeti memulai pembicaraanya dengan dakocan ia menanyakan kenapa desa ini kok sepi? Mendapat pertanyaan itu dakocan dengan senyum manis menjawab bahwa rakyat tahu diri belum melunasi upeti sehingga mereka memilih sembunyi. Mendengar penjelasan itu petugas upeti lalu menjelaskan bahwa kedatangannya adalah untuk mengabarkan bahwa upeti tahun ini direlaksasi artinya artinya, akan ada pengurangan bahkan penghapusan. Mendengar penjelasan itu sang dakocan berbisik kepada anaknya agar menyampaikan kabar tersebut kepada punggawa desa. Nah kini diceritakan punggawa desa sudah mendengar kabar tersebut dan meminta kepada rakyat desa hadir ke pendopo desa Nuraini. Setelah rakyat berkumpul petugas upeti menyampaikan pesan Raja Negeri. ” Wahai rakyat negeri, kami datang kesini untuk mengabarkan bahwa tahun ini upeti tanah milik rakyat akan dikurangi, denda dihapus. Ini semata- mata kebijakan Raden Tubagus dimasa pendemi,” Raden Tubagus menyadari rakyat amat susah menjurus resah dan gelisah ungkap petugas upeti. Mendengar penjelasan itu rakyat langsung bersorak kegirangan dan menyerbu dakocan.
Tim Pemberitaan Dewata Roundup.(tut/dpa)