Singaraja, Pemberdayakan masyarakat, puluhan krama Desa Adat Buleleng ikuti pelatihan pembuatan sarana upacara piodalan.
Piodalan merupakan perayaan hari jadi tempat suci yang menjadi kewajiban karma desa dalam mempersembahkan sarana upacara kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan seluruh manifestasinya yang disthanakan di pura kayangan desa. Upacara piodalan erat kaitannya dengan sarana dan prasarana seperti banten, yang disiapkan sebagai wujud penghormatan dalam upacara agama Hindu.
Guna meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam pembuatan sarana upacara piodalan, puluhan krama di wewidangan Desa Adat Buleleng mengikuti pelatihan yang digelar oleh Paiketan Krama Istri (PAKIS) Desa Adat Buleleng. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada 14 dan 15 November 2024, bertempat di wantilan sekretariat Desa Adat Buleleng.
Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna, mengungkapkan bahwa sebanyak 28 krama dari 14 banjar adat di Desa Adat Buleleng sangat antusias mengikuti pelatihan ini. Setiap banjar adat mengirimkan dua orang perwakilan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Sarati yang mengikuti pelatihan ini adalah perwakilan dari desa adat Buleleng. Setiap banjar adat memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat banten piodalan. Meskipun demikian, kami di sini belajar bersama dan saling berbagi pengetahuan sesuai dengan pedoman yang ada,” ujar Nyoman Sutrisna.
Mantan Kadispar Buleleng itu menambahkan bahwa pelatihan ini mengedepankan Local Genius masing-masing banjar, namun tetap berlandaskan pada Lontar dan pakem-pakem tradisional yang berlaku. Ia berharap, melalui kebersamaan ini, piodalan di kantor desa dapat berjalan lancar dan penuh makna.
“Tentu saya berharap krama yang mengikuti pelatihan ini dapat menggetuk tularkan di lingkunganya. Selain itu banten yang telah dibuat akan kita haturkan pada saat piodalan disini, jadi karya mereka tidak terbuang sia-sia,”imbuhnya.
Ditempat yang sama, Manggala PAKIS Desa Adat Buleleng Janarti mengatakan, narasumber yang dihadirkan pada pelatihan ini ialah sarati banten yang sudah paham dengan pakem-pakem pembuatan sarana upacara. Banten yang dibuat bersama ini diharapkan mampu memperkuat rasa kebersamaan dan menambah pemahaman para sarati dalam melestarikan tradisi pembuatan sarana upacara piodalan di Desa Adat Buleleng.
“Disinilah para sarati yang sudah paham dengan pakem pembuatan banten dapat saling bertukar pikiran dan keterampilan,”ungkapnya. (dnu)