Singaraja, Undiksha lakukan program pengabdian Kepada Masyakarat Ajak Warga Buleleng Rawat Lingkungan dengan ecoenzym.
Sampah sisa persembahyangan kerap jadi masalah di lingkungan, tetapi di tangan warga Desa Adat Buleleng bersama Tim Pengabdi Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), limbah ini disulap menjadi berkah. Kamis (17/7/2025), Undiksha menggulirkan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang menyasar Kelompok Masyarakat Pengelola (KMP) TPS 3R Nekat Kedas.
Program berdurasi tiga bulan ini didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kemdiktisaintek 2025, dengan Tim Pengabdi dari Universitas Pendidikan Ganesha. Ketua Tim : Dr. Putu Dewi Merlyna Yuda Pramesti, M.Hum; Anggota : Dr. Made Ary Meitriana, M.Pd., Jean Nihana Manalu, S.P., M.Si. dan mahasiswa dari Undiksha.
Ketua Tim Dewi Merlyna menjelaskan, pelatihan ini bertujuan memberdayakan warga mengolah sampah sisa upakara menjadi ecoenzym, cairan serbaguna yang bermanfaat sebagai pupuk organik hingga cairan pembersih alami. “Melalui pelatihan ini, sampah tidak lagi sekadar dibuang, tetapi diolah dan menghasilkan nilai tambah,” ungkapnya.
Kelian Desa Adat Buleleng, Nyoman Sutrisna, menyambut hangat inisiatif Undiksha ini. Menurutnya, edukasi pengolahan sampah persembahyangan sangat dibutuhkan masyarakat adat. “Setiap hari pasti ada sampah persembahyangan, baik di rumah, pura, maupun setra. Ini langkah yang bagus agar sampah tidak hanya dibakar atau dibuang begitu saja,” katanya.
Apresiasi juga datang dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng. Ketut Budiasa, salah satu narasumber workshop, tak hanya bermanfaat bagi lingkungan, program ini diharapkan mampu menambah pendapatan warga dan membuka peluang kerja baru. Selama Juli hingga Oktober, warga KMP Nekat Kedas akan memproduksi ecoenzym sambil belajar strategi pemasaran bersama akademisi dari Fakultas Ekonomi Undiksha.
Hal senada juga diungkapkan, Akademisi FE Undiksha Dr. AA. Yuda Martin memaparkan mengenai teknik pengemasan dan pemasaran ecoenzyme, di mana tim pengabdi dan masyarakat pengelola TPS 3R agar tidak saja mengutamakan warna yang eye catching namun harus bisa menampilkan kelebihan dari produk ecoenzyme yang dihasilkan.
Lewat gerakan kecil ini, Undiksha membuktikan bahwa menjaga lingkungan bisa dimulai dari desa, dari upakara sehari-hari, hingga mengubah sampah menjadi berkah untuk bumi dan ekonomi warga.(dnu)