Sambangan, Butir nilai pada Penilaian Kinerja Guru (PKG) terus berubah, saat ini guru dituntut untuk bisa menjalin komunikasi yang baik khususnya dengan orang tua siswa.
Adanya penilaian 360 derajat atau penilaian yang melibatkan masyarakat (orang tua siswa) dan teman sejawat disamping penilaian pengawas, kepala sekolah, dan tim PKG sekolah diungkapkan saat SMP Negeri 4 Singaraja menggelar Workshop Penilaian Kinerja Guru (PKG) di Ruang Guru sekolah setempat Rabu (17/11). Kegiatan tersebut mengundang Pengawas Manajerial SMP Negeri 4 Singaraja Drs. Gusti Agung Oka Yadnya, M.Pd dan Kasi GTK SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buleleng Wayan Widiada, SE sebagai narasumber.
Dikatakan Pengawas Manajerial SMP Negeri 4 Singaraja Gusti Agung Oka Yadnya, workshop Penilaian Kinerja Guru memang rutin digelar setiap tahun. Butir penilaian pada PKG dimaksudkan untuk membantu guru menjadi pendidik profesional yang mampu memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada peserta didik. Setiap tahun penilaian pada PKG selalu berubah, tahun 2021 butir penilaian pada PKG melibatkan siswa, orang tua siswa, dan teman sejawat sebagai penilai publik. “Kita mengenal penilaian dengan model 360 derajat itu berbeda dengan yang biasa yang dilakukan sebelumnya, kalau sebelumnya cukup dengan pengawas sekolah atau PKG dan nilainya bisa dituntaskan dengan tim itu tapi sekarang tidak bisa karena harus ada instrumen yang disebarkan untuk siswa dan orangtua siswa dan itu dipadukan menjadi satu,”ujarnya.
Kasi GTK SMP Disdikpora Kabupaten Buleleng Wayan Widiada mengatakan pihaknya menekankan agar para guru memahami tugasnya baik dalam program mengajar, membimbing, serta mendidik siswa. Tak hanya itu,dewasa ini guru juga dituntut untuk dapat mengimplementasikan teknologi informasi saat mengajar atau melengkapi persyaratan administrasi. “Termasuk juga penilaian kinerja guru itu merangkum semua,”ungkapnya.
Sementara itu Kepala SMP Negeri 4 Singaraja Putu Budiastana mengatakan guru saat ini harus berpikir bagaimana terus meningkatkan profesionalitas bekerja. Salah satu upaya adalah dengan PKG yang penilaiannya semakin komprehensif. Dengan tuntutan penilaian dari berbagai pihak, maka guru harus bisa membangun komunikasi dengan semua orang. “Komunikasi sudah kita bangun dengan orangtua siswa dengan komunikasi ini para orangtua juga ikut memantau bagaimana guru melakukan tugasnya,”pungkasnya.
Disisi lain, prestasi non-akademik ditorehkan kakak beradik Putu Meisya Tiarani Putri dari kelas 9B1 dan Made Bayu Artiana Putra Dhananjaya dari kelas VII Taruna Jaya. Meisya mendapatkan medali Emas dalam ajang Silat tingkat provinsi di Bangli sementara Bayu mendulang 4 emas dan 2 perak serta menjadi perenang terbaik KU 3 dalam ajang Walikota Cup Yogyakarta Tingkat Nasional 2021. Putra-putri dari Wakil Dekan II Fakultas Olahraga dan Kesehatan Undiksha I Wayan Artanayasa ini memang sedari kecil telah mengasah minatnya dibidang olahraga. “Meisya cuma siapin satu aja buat tanding maunya ikut seni tapi waktu sudah mepet jadi ikut satu aja, silat juga tidak tanding aja tapi ada seninya,”ungkapnya.
“Persiapan banyak, latihannya susah latihan di Denpasar bolak balik, itu latihan renang agar mencapai waktu best time,”imbuhnya.(ags/dpa)