Pilpres Antara Buntung Dan Untung

Singaraja, Gempita pemilihan Presiden dan wakil Presiden hingga kini masih berlangsung. Riak-riak ketidakpuasan oleh para elit partai politik tampaknya masih menjadi pemandangan pada sejumlah media. Pun demikian rakyat tampaknya mulai pintar atas kondis kekinian. Masyarakat Buleleng yang biasanya memenangkan pasangan PDI Perjuangan bersama koalisinya untuk pertama kalinya pasca reformasi kali ini memenangkan pasangan Prabowo-Gibran. Walau KPU Buleleng belum secara resmi mengumumkan, namun dari web KPU Pusat menyebutkan pasangan Prabowo –Gibran unggul 57,96%. Tak ayal ketika quick qount diumumkan ada pendukung yang nguling tapi ada yang ngeling, ada yang menghaturkan suksma, ada yang ke sema, ada yang sukses ada yang klepes, ada yang tertolong ada yang blolong, ada yang bersyukur namun ada yang tersungkur,  Kondisi ini tentu diluar prediksi para kader banteng moncong putih dalam  lingkaran. Sebelumnya beberapa pengamat memprediski walaupun mendapat suara, tapi pasangan Prabowo-Gibran tak mungkin lebih dari 35-40%. Tapi fakta berkata lain, Mungkin ini adalah  kehendak alam sebagaimana prediksi Gusdur bahwa Prabowo akan menajdi presiden pada masa tua he he.  Lalu apa dampaknya pada masyarakat Buleleng? Mungkin bagi masyarakat yang tidak sepaham merasa buntung karena jagoannya tidak bisa meraup suara sebagaimana diharapkan. Inilah perbedaan mencolok antara buntung dan untung, padahal sesungguhnya kalau dicermati kata ini hanya dibedakan oleh satu huruf yakni huruf B, he he he. Tapi ada makna yang bisa dipetik dari kemenangan Prabowo-Gibran di Buleleng. Wacana pembangunan bandara semakin menguat, ya nggak ya nggak?. Kenapa? Karena “jualan” inilah yang sangat efektif untuk membius masyarakat Buleleng. Betapa tidak dari pemilu ke Pemilu isu ini terus menjadi bahan “jualan” walau belum pernah terwujud. Kini ketika cawapres Gibran sudah menapakkan kakinya di Bumi Panji Sakti saat kampanye dan menerima langsung aspirasi masyarakat Buleleng, masyarakat buleleng boleh dong berharap bahwa bandara itu cepat atau lambat akan terwujud. Dengan demikian cerita orang bahwa ke buleleng sangat susah mengingat jika lewat barat dicekik, lewat selatan digigit dan via timur ditembok akan segera terbantahkan, dengan apa ?? ya masukklah buleleng via udara he he he Buktinya para permata kini sudah mulai mendapat order untuk mencari lokasi strategis dari para investor di Pusat Jakarta. Permata? Ya persatuan makelar tanah he he he. Perbedaan  prinsip antara Prabowo dan Megawati juga akan menjadi modal dasar dalam membangun komunikasi  mewujudkan bandara bali utara. Orang bijak bilang, takdir akan mencari waktu dan  kesempatan untuk mewujudkannya. Tim Pemberitaan Dewata Roundup.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *